Kunyit (Curcuma longa) salah satu tanaman yang terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka karena terdapat senyawa kurkumin didalamnya. Terlepas dari aktivitas farmakologinya, kurkumin termasuk dalam BCS (Biopharmaceutical Classification System) kelas II dimana bioavailabilitas yang tinggi dan kelarutannya yang rendah. Untuk mengatasi aktivitas farmakologinya tersebut, dikembangkan system pemberian obat baru seperti system pemberian secara transdermal yaitu nanoemulgel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana laju permeasi nanoemulgel kurkumin secara in vitro menggunakan metode sel difusi franz. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik homogenisasi energi rendah (Spontaneous emulsification) dengan kecepatan 500 rpm dimana zat aktif divariasikan 0,1% 0,2% 0,4% dan pembuatannya dengan mengembangkan HPMC ke dalam air panas kemudian ditambahkan fase minyak ke dalam fase air dengan pengadukan hingga terbentuk basis gel. Polimer HPMC divariasikan untuk mengetahui pengaruh terhadap stabilitas. Uji in vitro perlu dilakukan untuk mempelajari efektivitas zat aktif kurkumin dan penetrasinya. Pengujian efektivitasnya sebagai sediaan transdermal dilakukan dengan mengukur kadar kurkumin yang berpenetrasi ke dalam pembuluh darah kulit secara in vitro menggunakan alat sel difusi franz. Hasil menunujukan bahwa ketiga formula nanoemulgel memiliki stabilitas yang baik serta untuk pengujian pelepasan kurkumin yang paling baik diperoleh pada F3 sediaan nanoemulgel yang memiliki laju pelepasan kurkumin yang paling tinggi sebesar 6,9%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024