<![CDATA[Rasisme dan perilaku kekerasan dalam acara olahraga, khususnya dalam pertandingan sepak bola, dapat membahayakan nilai-nilai fundamental seperti hak asasi manusia dan peran olahraga sebagai alat untuk menyampaikan cita-cita positif. Rasisme dalam sepak bola dapat terjadi di dalam lapangan maupun di luar lapangan. Bahkan saat ini rasisme berkembang melalui media sosial. Sepak bola di Benua Eropa tidak terlepas dengan peran Union of European Football Association (UEFA) sebagai badan administratif dan mengendalikan asosiasi sepak bola di Eropa. UEFA memiliki peran salah satunya menangani perihal masalah rasisme. Seiring dengan kemajuan serta menariknya sepak bola Eropa di mata dunia, masalah rasisme masih terus menjadi momok yang menakutkan sekaligus mendarah daging dalam kompetisi sepak bola. Tujuan tulisan ini adalah melihat bagaimana problematika rasisme diselesaikan secara politik ke-negaraan. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan menghinpun data sekunder dari berbagai penelitian dan infomrasi berbagai media. Rasisme mencederai nilai-nilai sportifitas dalam olahraga dan sangat bertentangan dalam nilai-nilai tersebut. Penelitian ini menggunakan teori organisasi internasional dan konsep rasisme. UEFA sebagai organisasi internasional berfungsi sebagai instrumen, forum, dan organisasi yang independen dalam melakukan serangkaian upaya dan kebijakan preventif terhadap rasisme. UEFA sebagai instrumen keadilan memiliki aturan-aturan dalam penanganan rasisme, UEFA sebagai forum bagi asosiasi-asosiasi sepak bola Eropa untuk berdiskusi dan menyelesaikan masalah. UEFA sebagai organisasi independen mempunyai kuasa sebagai otoritas tertinggi untuk menangani rasisme dalam sepak bola di Eropa. ]]>
Copyrights © 2024
