Asesmen diagnostik non-kognitif merupakan asesmen khas yang ada pada kurikulum Merdeka. Dengan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif, guru dapat memahami profil siswa seperti latar belakang, minat, bakat, sosio-emosional, serta gaya belajar siswa. Hal ini dapat membantu guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan asesmen diagnostik non-kognitif belum begitu maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman guru dalam menerapkan asesmen diagnostik non-kognitif, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi fenomenologis, data dikumpulkan melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik dan instrumen angket digunakan oleh sebagian besar guru. Instrumen asesmen diagnostik non-kognitif dibuat berdasarkan referensi yang ada di Platform Merdeka Mengajar, media sosial, dan aplikasi Canva. Dengan berbagai hambatan yang dihadapi, namun guru masih dapat mengatasi hal tersebut, sehingga penerapan asesmen diagnostic non-kognitif dapat berjalan dengan baik.
Copyrights © 2025