Keterbatasan bahan bakar fosil mendorong pemanfaatan energi alternatif berbasis minyak nabati. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik pembakaran premixed dari minyak biji bunga matahari, jagung, dan kedelai dengan fokus pada titik didih, rambatan nyala api, serta rasio udara–bahan bakar (Air Fuel Ratio/AFR). Metode yang digunakan adalah eksperimen nyata dengan variasi jenis minyak sebagai variabel bebas dan karakteristik nyala api sebagai variabel terikat.Hasil penelitian menunjukkan minyak jagung memiliki titik didih tertinggi (273°C) sehingga lebih stabil, sedangkan minyak kedelai memiliki titik didih terendah (248°C) dan rambatan nyala api tercepat (5295 s). Minyak bunga matahari menunjukkan rambatan paling lambat (7230 s) namun lebih stabil. Analisis AFR memperlihatkan minyak kedelai cenderung lebih kaya campuran, minyak jagung seimbang, dan minyak bunga matahari lebih miskin. Secara keseluruhan, minyak kedelai cocok untuk penyalaan cepat, minyak bunga matahari unggul dalam kestabilan, dan minyak jagung berada di posisi tengah. Hasil ini menegaskan potensi minyak nabati sebagai alternatif ramah lingkungan pengganti bahan bakar fosil
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025