Pemerintah Kabupaten Nganjuk memetakan 19 desa di lima kecamatan yang mengalami kekeringan tiap musim kemarau. Studi mengenai analisa indeks kekeringan diperlukan untuk mengetahui gambaran tingkat kekeringan di Sub DAS Widas Kabupaten Nganjuk. Perhitungan indeks kekeringan meteorologi menggunakan metode RAI dan data curah hujan Sub DAS Widas yang tersedia tidak mencakup periode 30 tahun yang diperlukan. Oleh karena itu, data curah hujan satelit (CHIRPS) digunakan untuk memperoleh data curah hujan perpanjangan. Analisis kalibrasi dilakukan untuk mengoreksi nilai curah hujan satelit. Persamaan regresi linier dipilih untuk mengoreksi curah hujan satelit pada stasiun hujan pengamatan. Hasilnya menunjukkan bahwa tahun-tahun kering dengan status “Amat Sangat Kering” terjadi pada tahun 1997, 1998, 2003, 2005, 2007, 2018, dan 2019, sedangkan kekeringan dengan status “Sangat Kering” terjadi pada tahun 1996, 2001, dan 2002. Peta sebaran kekeringan menunjukkan bahwa daerah terdampak kekeringan umumnya terjadi di 19 kecamatan, termasuk Bagor, Baron, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Berbek, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, dan Wilangan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025