Donny Harisuseno
Unknown Affiliation

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Perbandingan Metode FJ. Mock dan NRECA untuk Transformasi Hujan Menjadi Debit pada DAS Metro Kabupaten Malang, Jawa Timur karunia waasiu widyaningsih; Donny Harisuseno; Widandi Soetopo
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.05

Abstract

A process of converting rain data to runoff or discharge flow is called the rain transformation process. The transformation of rain into discharge is affected by the physical characteristics of the watershed and its land used. Discharge data in a watershed functions is as a measure of the amount of discharge available in a river which is useful in improving the management of water resources. This study purpose is to determine the results of the calculation of rain to discharge which located in the Metro DAS, Malang Regency. The methods analyzed by researchers is the FJ. Mock and NRECA methods. The results of the calculation from these methods are then compared with the rain data, because the AWLR discharge in the Sub Metro Watershed is considered not suitable to be the discharge of observations in this study. Based on the analysis results, the most suitable method for calculating the rainfall discharge in the Sub Metro Watershed is NRECA method with a determination coefficient (R2) = 0.792, and a correlation coefficient (r) = 0.887.  
Analisa Indeks Kinerja Daerah Irigasi Kedungputri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi dengan Menggunakan Software PDSDA-PAI versi 2.0 Nisrina Amelia Prijanto; Donny Harisuseno; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.26

Abstract

For determining irrigation system performance index we need calculation and some complex considerations, therefore to make determining irrigation system performance index easier we need helping tool which is PDSDA-PAI (Water Resources Data Processor – Irrigation Asset Management) version 2.0 software.  According to Ministerial of Public Works Regulation Number:12/PRT/M/2015 explained that to know performance condition of irrigation system we need 6 (six) aspects for evaluation, which is: physical infrastructure condition, farm productivity, supporting infrastructure, personnel organization, documentation and P3A institutional condition. According to research result of Kedungputri Irrigation Area performance index, Ngawi Regency with blank form we got index value 81.87%, meanwhile research result with PDSDA-PAI version 2.0 software 90.68%. According to irrigation performance index value with blank form as well as PDSDA-PAI version 2.0 software we obtain Kedungputri Irrigation Area condition is very good and only need some maintenance activities.Di dalam menentukan indeks kinerja sistem irigasi diperlukan perhitungan dan beberapa pertimbangan yang cukup kompleks, maka dari itu untuk mempermudah penentuan indeks kinerja sistem tersebut dibutuhkan alat bantu berupa program komputer yaitu PDSDA-PAI versi 2.0 (Pengolah Data Sumber Daya Air – Pengelolaan Aset Irigasi). Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :12/PRT/M/2015 dijelaskan bahwa untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi terdapat 6 (enam) aspek yang perlu dievaluasi, meliputi: kondisi prasarana fisik, produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan kondisi kelembagaan P3A.Berdasarkan hasil dari penelitian indeks kinerja Daerah Irigasi Kedungputri, Kabupaten Ngawi dengan menggunakan blangko diperoleh besaran nilai indeks sebesar 81,87%,  sedangkan hasil penilaian indeks kinerja irigasi dengan menggunakan software PDSDA-PAI versi 2.0 sebesar 90,68%. Berdasarkan hasil indeks kinerja jaringan irigasi baik menggunakan blangko maupun menggunakan software PDSDA-PAI versi 2.0 didapatkan kondisi Daerah Irigasi Kedungputri dalam keadaan sangat baik dan hanya memerlukan kegiatan pemeliharaan saja 
Pengaruh Sifat Fisik Tanah terhadap Nilai Konstanta (k) pada Rumus Infiltrasi Horton Ardi Ainnur Rizky; Donny Harisuseno; Hari Siswoyo
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.02

Abstract

This study tries to scrutinize entanglement the characteristic properties of physical land to constant to the soil. The object is counting the infiltration and the constant to soil described soil conditions based on texture, porosity, moisture content of the soil, and influence and identify the characteristic properties of physical land to constant to the soil. To identify the effects of the physical properties of land and constant approach to soil conducted using multiple linear regression. Research show value the slow infiltration. The constant value to soil based on the results of the analysis shows inferior value. Sand shows the dominant loam and clay. The results of linear regression simple show that the nature of the physical land except for the water level, influence at all on constant to the soil. On linear regression simple between free produced the porosity of variable and sand that most independent. With linear regression and the worship of idols between the porosity of and sand with a constant to soil produce an equation Y = -0,241 + 0,004 X1 + 0,003 X2. The value of R2 = 0,727 and NS = 0,719 means a model that is built quite accurate.Terbatasnya area vegetasi pada suatu kawasan menyebabkan terganggunya proses infiltrasi. Penelitian ini mencoba untuk meneliti keterkaitan karakteristik sifat fisik tanah terhadap konstanta untuk tanah. Tujuannya adalah menghitung besarnya laju infiltrasi dan konstanta untuk tanah, mendeskripsikan kondisi tanah berdasarkan tekstur, porositas, dan kadar air tanah, serta mengidentifikasikan pengaruh karakteristik sifat fisik tanah terhadap konstanta untuk tanah. Untuk melihat pengaruh antara sifat fisik tanah dan konstanta untuk tanah dilakukan menggunakan pendekatan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan nilai laju infiltrasi yang lambat. Nilai konstanta untuk tanah berdasarkan hasil analisis menunjukan nilai rendah. Pasir menunjukan hasil yang dominan dibandingkan lanau dan lempung. Hasil regresi linier sederhana menunjukkan bahwa sifat fisik tanah kecuali kadar air, mempengaruhi besarnya konstanta untuk tanah. Pada regresi linier sederhana antar variabel bebas dihasilkan porositas dan pasir yang paling independen. Dengan regresi linier berganda antara porositas dan pasir dengan konstanta untuk tanah menghasilkan persamaan Y = -0,241 + 0,004 X1 + 0,003 X2. Nilai R2 = 0,727 dan NS = 0,719 berarti model yang dibangun cukup akurat.
Studi Perbandingan Model Horton dan Model Kostiakov Terhadap Laju Infiltrasi Nisrina Amelia Prijanto; Donny Harisuseno; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.05

Abstract

Abstract: Lesti watershed, which is located in Malang Regency, is part of the Brantas sub-watershed. Lesti watershed has several problems such as land damage, and erosion that has an impact on infiltration rate. This studi aims to determine the infiltration rate using Horton Model and Kostiakov Model, so that the best model is obtained that approximates the measurement in the field by comparing it with empirical calculations as evidenced by using a model calibration test using the Nash-Sutcliffe Efficiency Test, Root Mean Square Error, Mean Absolute Error, and Relative Error. Infiltration rate data in the field was measured using a Double Ring Infiltrometer, then the data was analyzed using Horton and Kostiakov model empirical formulas. The results of the measurement of the highest initial infiltration rate(fo) at point 4 with a value of 15 mm/minute and the lowest fo value at point 12 with 4 mm/minute value. The results of empirical calculation of the highest value fo Horton model is 12.857 mm/minute at point 4, and Kostiakov is 9.215 at point 4. A calibration test is carried out between the infiltration rate of empirical formula with field calculations at 12 study points. Horton Model is shown to be close to infiltration rate measurement results are indicated by 4 calibration tests. Abstrak: DAS Lesti yang terletak pada Kabupaten Malang adalah bagian dari Sub-DAS Brantas. DAS Lesti memiliki beberapa permasalahan seperti kerusakan lahan, serta erosi yang berdampak terhadap laju infiltrasi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi dengan Model Horton dan Model Kostiakov lalu diperoleh model terbaik yang mendekati pengukuran di lapangan dengan cara membandingkan dengan perhitungan empirisnya dibuktikan dengan menggunakan uji kalibrasi model menggunakan Uji Efisiensi Nash-Sutcliffe, Root Mean Square Error, Mean Absolute Error, dan Kesalahan Relatif. Data laju infiltrasi di lapangan diukur menggunakan alat Double Ring Infiltrometer, kemudian dari data tersebut dilakukan analisis menggunakan rumus empiris Model Horton dan Model Kostiakov. Hasil pengukuran laju infiltrasi awal (fo) tertinggi pada titik 4 dengan nilai sebesar 15 mm/menit dan nilai fo terendah pada titik 12 dengan nilai sebesar 4 mm/menit. Hasil perhitungan empiris nilai fo model Horton tertinggi sebesar 12,857 mm/menit pada titik 4, dan Kostiakov sebesar 9,215 pada titik 4. Setelah itu dilakukan uji kalibrasi antara laju infiltrasi rumus empiris dengan perhitungan di lapangan pada 12 titik studi, kemudian didapatkan Model Horton terbukti mendekati laju infiltrasi hasil pengukuran ditunjukkan oleh 4 uji kalibrasi.
Perbandingan Metode Alih Ragam Hujan Menjadi Debit dengan FJ. Mock dan NRECA di Sub DAS Amprong Kabupaten Malang Sahirah Masruroh; Ery Suhartanto; Donny Harisuseno
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.26

Abstract

Abstract: A research on the conversion of rainfall into discharge located in the Amprong sub-watershed aims to compare the results of the modeling discharge FJ. Mock and NRECA on AWLR discharge data carried out with calibration and validation tests to determine the appropriate method for the characteristics of the Amprong sub-watershed. In this study the FJ. Mock method got the best value in the 6-year calibration data group with MAE = 0.180, NSE = 0.995, R = 0.998, and Kr = 0.44%. The best validation was in the 4-year validation data group with MAE = 2.099, NSE = 0.036, R = 0.853, and Kr = 2.89%. For parameters FJ. Mock values obtained i = 0.8, k = 0.01–1.77, m = 30%-50%, SMC = 200 mm, ISM = 50 mm, and Vn-1 = 50 mm. For NRECA the best value at 9-years of calibration was MAE = 2.241, NSE = 0.392, R = 0.627, and Kr = 1.97%. While the assessment obtained MAE = 1.473, NSE = 0.533, R = 0.968, and Kr = 0.42%. For the NRECA parameter, the PSUB value = 0.9 and the GWF value = 0.02-0.22. The most suitable method in this research is FJ. Mock. Abstrak: Penelitian tentang alih ragam hujan menjadi debit yang berlokasi di Sub DAS Amprong ini bertujuan untuk membandingkan hasil debit permodelan FJ. Mock dan NRECA terhadap data debit AWLR yang dilakukan dengan uji kalibrasi dan validasi untuk menentukan metode apa yang sesuai dengan karakteristik Sub DAS Amprong. Pada penelitian ini metode FJ. Mock didapatkan nilai terbaik pada kelompok data 6 tahun kalibrasi dengan nilai MAE = 0,180, NSE = 0,995, R = 0,998, dan Kr = 0,44%. Perhitungan validasi terbaik pada kelompok data 4 tahun validasi dengan nilai MAE = 2,099, NSE = 0,036, R = 0,853, dan Kr = 2,89%. Untuk parameter FJ. Mock didapatkan nilai i = 0,8, k = 0,01–1,77, m = 30%-50%, SMC = 200 mm, ISM = 50 mm, dan Vn-1 = 50 mm. Untuk NRECA nilai terbaik pada 9 tahun kalibrasi dengan nilai MAE = 2,241, NSE = 0,392, R = 0,627, dan Kr = 1,97%. Sedangkan perhitungan validasi didapatkan nilai MAE = 1,473, NSE = 0,533, R = 0,968, dan Kr = 0,42%. Untuk parameter NRECA didapatkan nilai PSUB = 0,9 dan nilai GWF = 0,02-0,22. Metode yang paling sesuai pada penelitian ini yaitu FJ. Mock.
Estimasi Laju Infiltrasi Berdasarkan Kadar Air, Porositas, Dan Komposisi Tanah di Sub DAS Lesti Dhany Amar Dermawan; Donny Harisuseno; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.28

Abstract

Infiltrasi yang terganggu akibat berubahnya tata guna lahan yang sebelumnya merupakan daerah resapan air hujan akibat konversi lahan guna menunjang kehidupan manusia akan mengakibatkan terganggunya siklus hidrologi yang dapat membawa bencana alam. Strategi perencanaan konversi lahan, tata guna lahan, manajemen air, dan pengembangan daerah sangat erat kaitannya dengan infiltrasi. oleh karena itu dibutuhkan lebih banyak studi mengenai infiltrasi sebagai tambahan referensi bagi peneliti lain khususnya dalam bidang infiltrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran laju infiltrasi di lokasi penelitian. Mengetahui pengaruh parameter tanah yang berupa porositas, kandungan air, dan komposisi butir Tanah dalam tanah terhadap laju infiltrasi. Studi dilaksanakan pada 12 titik lokasi di Sub DAS Lesti. Data-data merupakan pengamatan langsung dari lapangan. Nilai laju infiltrasi yang didapatkan menggunakan alat Double ring infiltrometer di lokasi studi berkisar antara 0,33 mm/menit hingga 14 mm/menit dengan rerata sebesar 5,528 mm/menit. Dilakukan pengujian pada sampel tanah dari lokasi penelitian di laboratorium untuk mengetahui nilai kadar air, porositas dan komposisi butir tanah. Hasil analisa hubungan kadar air, komposisi butir pasir, lanau, dan lempung memiliki hubungan signifikan terhadap laju infiltrasi. persamaan regresi linear berganda terbaik yang dapat dibangun dalam penelitian ini adalah Ypred = 13,717 – 0,131(%Kadar Air) -0,551-(%Lempung) yang secara simultan mampu menjelaskan 79,1% kejadian dari laju infiltrasi dengan kategori model memuaskan.Disturbed infiltration due to the changing of land use that was previously rain catchment area as a result of land conversion to support human life will result to the disturbance of hydrology cycle that can bring natural disaster. Land conversion planning, land usage, water management, and area development strategies are very closely related with infiltration. Therefore, more studies regarding infiltration as more reference for other researcher especially in infiltration field is needed. This research is intended to know the result of infiltration rate in the research location. Knowing the effect of land parameter which are porosity, water content, and soil grain composition in the land to infiltration rate. The study was conducted on 12 location points in Sub DAS Lesti. The data are direct observation on site. Infiltration rate value obtained using Double Ring Infiltrimeter tool on site ranged around 0.33 mm/min to 14 mm/min with an average of 5.528 mm/min. Testing was done on soil sample from research site in the laboratory to see water content value, porosity, and soil grain composition. Analysis result of the relation between water content, sand grain, silk, and clay composition shows significant correlation towards infiltration rate. The best multiple linear regression equation that can be built in this research is Ypred = 13.717 - 0.131 (Water content %) -0.551-(Clay%) that can simultaneously explain 79.1% occurrences from infiltration rate with satisfying model category.
Validasi Data Curah Hujan Satelit dengan Data Stasiun Hujan di DAS Sadar, Kabupaten Mojokerto Dhany Amar Dermawan; Donny Harisuseno; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.30

Abstract

Hydrological analysis is a basis for water building planning. However, the problem in hydrological analysis usually in the availability of data, such as empty/incomplete rain data, inadequate rain stations, rain recording which is still done manually so that it can increase the risk errors. To overcome the problem of the lack of availability of rain data, the alternative that can be used is using satellite rainfall. Satellite rainfall is using remote sensing technology, so it is possible to get wider area coverage, near real time data, fast and free access and economical. This study was include for calibration and validation of uncorrected satellite rainfall data in the Sadar watershed area, Mojokerto Regency and using two types of satellites, TRMM and CHIRPS. The data validation analysis methods used are Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Correlation Coefficient (R), and Root Mean Squared Error-observations standard deviation ratio (RSR). The results of the validation of the TRMM and CHIRPS satellite rainfall data show that the TRMM satellite has the suitability of the field data by 70,3% while the CHIRPS satellite has the suitability of the field data by 20,7%. So, from the overall analysis can be concluded that TRMM data can be recommended as an alternative hydrology data in the Sadar watershed.Analisis hidrologi adalah suatu dasar perencanaan bangunan air. Namun, permasalahan dalam analisis hidrologi biasanya terletak pada ketersediaan data yang kurang memadai, contoh seperti data hujan yang kosong/tidak lengkap, stasiun hujan yang tidak memadai, pencatatan hujan yang masih dilakukan secara manual sehingga dapat meningkatkan risiko kesalahan pencatatan. Untuk mengatasi permasalahan tentang minimnya ketersediaan data hujan, maka alternatif yang dapat digunakan adalah menggunakan curah hujan satelit. Curah hujan satelit yang menggunakan teknologi penginderaan jauh, sehingga cakupan wilayah luas, data near real time, akses cepat dan gratis serta ekonomis. Studi ini dilakukan untuk kalibrasi dan validasi terhadap curah hujan satelit belum terkoreksi pada wilayah DAS Sadar, Kabupaten Mojokerto dan menggunakan dua jenis satelit yaitu TRMM dan CHIRPS. Metode analisis validasi data yang digunakan berupa Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE), Koefisien Korelasi (R), dan Root Mean Squared Error- observations standard deviation ratio (RSR). Berdasarkan hasil perhitungan satelit TRMM menunjukan kesesuaian data dengan data lapangan sebesar 70,3%, sedangkan untuk satelit CHIRPS menunjukan kesesuaian data dengan data lapangan sebesar 20,7%, sehingga dapat disimpulkan TRMM dapat direkomendasikan menjadi data alternatif hidrologi 
PENGENDALIAN BANJIR DI SUB DAS JEROAN KABUPATEN MADIUN vindha bagus devianto; Donny Harisuseno; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.317 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.4

Abstract

Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta korban jiwa. Kondisi tersebut terjadi di sub DAS Jeroan di Kabupaten Madiun, dimana berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa selama 12 tahun terakhir, banjir terbesar terjadi pada tahun 2007. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa upaya pengendalian banjir di sub DAS Jeroan. AVSWAT 2000 digunakan untuk menghitung debit puncak banjir akibat pengaruh perubahan tataguna lahan, sedangkan debit banjir rancangan digunakan HSS Nakayasu dengan verifikasi dilakukan berdasarkan data debit banjir historis AWLR Jeroan. Untuk mengetahui kapasitas tampungan sungai Jeroan dilakukan analisis profil muka air dengan bantuan HEC-RAS 5.0.1. Hasil kajian simulasi pemodelan AVSWAT 2000 menunjukkan terjadi fluktuasi debit puncak banjir berdasarkan perubahan tataguna lahan tahun 2006, 2009, 2012 dan 2015. Debit kala ulang banjir yang mendekati debit historis (AWLR) adalah debit kala ulang 25 tahun sebesar 296,967 m3/dt. Dengan simulasi HEC-RAS 5.0.1 kapasitas sungai Jeroan tidak dapat menampung debit kala ulang 25 tahun di beberapa patok yang mengakibatkan genangan di lahan sebesar 5.169.952 m3. Pengendalian banjir dilakukan dengan pembuatan bendungan di 2 (dua) lokasi di hulu sub DAS Jeroan dan normalisasi sungai serta pembuatan tanggul sungai di hilir Sub DAS Jeroan.  
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN AIR DAERAH IRIGASI KEDUNG PUTRI GUNA MENINGKATKAN INTENSITAS TANAM PADI Isna Dinul Muiz; Donny Harisuseno; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1025.616 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.5

Abstract

Pada musim kemarau DI. Kedungputri mengalami kekeringan terutama pada daerah bagian hilir. Intensitas tanam pada kondisi eksistingpun kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intensitas tanam serta kebutuhn air irigasi di DI. Kedungputri. Dari hasil evaluasi, membuat rencana pola tanam dengan meningkatkan intensitas tanam padi serta menghitung kebutuhan air. Pada kajian ini menggunakan metode SCH (Stagnant Constant Head) dan metode SRI (Sytem of Rice Intensification). Intensitas tanam rerata padi gadu tidak ijin mencapai 73,05% pada tahun 2009-2014. Metode SRI lebih hemat air 68,55 % - 75,45% dibandingkan metode SCH. Apabila menggunakan metode SCH, pemberian air secara gilir mencapai 83,33%. Metode SRI dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil produksi gabah kering yaitu 180,52%.    
KAJIAN PENANGGULANGAN GENANGAN YANG TERINTEGRASI DI KAWASAN PILANG, PROBOLINGGO Rahma Rismasari; Donny Harisuseno; Andre Primantyo Hendrawan
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.272 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.5

Abstract

Permasalahan genangan yang terjadi di daerah perkotaan mengekspresikan tidak terakomodirnya dengan baik kapasitas saluran drainase dan ketersediaan daerah resapan. Begitupun yang terjadi di Kawasan Pilang Probolinggo. Genangan menjadi permasalahan tahunan saat musim hujan tiba. Penelitian ini mengkaji penanggulangan genangan secara terintegrasi antara sistem baru yang diusulkan berupa sumur tampungan, dan kolam detensi dengan sistem drainase eksisting. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Gumbel dan Metode Log Person Tipe III untuk kemudian dibandingkan hasilnya, dan dipilih yang memenuhi persyaratan. Karena merupakan integrasi dari kerja 2 (dua) sistem drainase, sehingga perlu dianalisis potensi dalam mereduksi genangan dan potensi dalam menambah waktu tiba banjir. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kejadian genangan historis mendekati perhitungan intensitas hujan kala ulang 2 tahun, sehingga sistem yang diusulkan didesain atas dasar debit rancangan kala ulang 5 tahun. Curah hujan rancangan diperoleh dengan metode Log Person Tipe III sebesar 125.304 mm. Dari hasil evaluasi kapasitas saluran terhadap debit rancangan, terdapat 12 saluran drainase eksisting yang kapasitasnya tidak memadai dalam menerima beban debit rancangan. Upaya penanggulangan secara terintegrasi dapat mereduksi genangan hingga 100%, dan dapat menunda waktu tiba banjirnya sebesar 83% pada 12 saluran yang diidentifikasikan terjadi genangan tersebut.