Evaluasi penggunaan antibiotik merupakan salah satu bentuk tanggung jawab tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dalam rangka mempromosikan penggunaan antibiotik yang rasional. Pentingnya melakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada pasien bedah dapat mengurangi efek samping obat serta mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai ketepatan penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah digestif di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe secara kuantitatif menggunakan metode Defined Daily Doses (DDD) dan kualitatif dengan metode Gyssens. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan metode time limited sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik pasien dengan usia paling banyak adalah 56-64 tahun dengan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sama banyaknya, sedangkan antibiotik profilaksis yang paling banyak digunakan pada pasien bedah digestif adalah ceftriaxone, berdasarkan hasil evaluasi secara kuantitatif menggunakan metode DDD didapatkan antibiotik profilaksis dengan total DDD terbanyak adalah vicilin sebesar 13,63g sedangkan evaluasi secara kualitatif dengan metode Gyssens penggunaan antibiotik profilaksis tergolong kategori IVB karena ada antibiotik lain yang lebih aman daripada antibiotik ceftriaxone yang banyak digunakan di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe. Kesimpulan evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis secara kuantitatif dengan metode DDD tergolong sesuai karena dosis yang digunakan perharinya tidak lebih dari ketentuan dari WHO sedangkan penggunaan antibiotik profilaksis secara kualitatif tergolong tidak sesuai karena masih ada antibiotik yang lebih aman yaitu safazolin
Copyrights © 2024