Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

USE OF PROPHYLACTIC ANTIBIOTICS IN PATIENTS UNDERGOING CAESAREAN SECTION AT CUT MEUTIA GENERAL HOSPITAL, NORTH ACEH 2021-2022 Yuziani; Virna Amelia Putri; Teuku Yudhi Iqbal
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 11 No. 3 (2024): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v11i3.429

Abstract

Caesarean section is a surgical procedure to remove the fetus through an incision in the lining of the abdomen and uterus. Cesarean delivery is performed by considering clinical signs of the mother and fetus, such as placenta previa, abnormal location of the fetus, as well as different signs that may endanger the existence of the mother or embryo. According to the World Health Organization (WHO), the number of cesarean deliveries has increased, which is directly relative to the increase in the contamination rate of surgical wound infection (ILO). Prophylactic antibiotics are one of the prevention of surgical wound infection. The research method used is retrospective descriptive. The sampling technique in this research uses non-probability sampling, namely total sampling. The aftereffects of this review show that the use of prophylactic antibiotics in caesarean section patients, namely ceftriaxone 51.2% and cefotaxime 48.8%, the use of prophylactic antibiotics at the Cut Meutia Aceh General Hospital based on ASHP, the use of antibiotics ceftriaxone, cefotaxime, and reponem is 100% inappropriate and based on PPRA RSU Cut Meutia which is 100% compliant. The aftereffects of this study presumed that the utilization of anti-toxins based on ASHP is not appropriate and based on PPRA Cut Meutia Hospital is appropriate.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Secara Kuantitatif Dan Kualitatif Pada Pasien Bedah Digestif Di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe Sayuti, Muhammad; Yuziani; Chairunnisa, Yusfa
Lentera : Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Vol. 8 No. 4: LENTERA, DESEMBER 2024
Publisher : LPPM Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi penggunaan antibiotik merupakan salah satu bentuk tanggung jawab tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dalam rangka mempromosikan penggunaan antibiotik yang rasional. Pentingnya melakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada pasien bedah dapat mengurangi efek samping obat serta mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai ketepatan penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah digestif di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe secara kuantitatif menggunakan metode Defined Daily Doses (DDD) dan kualitatif dengan metode Gyssens. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan metode time limited sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik pasien dengan usia paling banyak adalah 56-64 tahun dengan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sama banyaknya, sedangkan antibiotik profilaksis yang paling banyak digunakan pada pasien bedah digestif adalah ceftriaxone, berdasarkan hasil evaluasi secara kuantitatif menggunakan metode DDD didapatkan antibiotik profilaksis dengan total DDD terbanyak adalah vicilin sebesar 13,63g sedangkan evaluasi secara kualitatif dengan metode Gyssens penggunaan antibiotik profilaksis tergolong kategori IVB karena ada antibiotik lain yang lebih aman daripada antibiotik ceftriaxone yang banyak digunakan di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe. Kesimpulan evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis secara kuantitatif dengan metode DDD tergolong sesuai karena dosis yang digunakan perharinya tidak lebih dari ketentuan dari WHO sedangkan penggunaan antibiotik profilaksis secara kualitatif tergolong tidak sesuai karena masih ada antibiotik yang lebih aman yaitu safazolin
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus hasanah, Rizqi uswatun; Yuziani; Sri Rahayu, Mulyati
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v6i1.1659

Abstract

Staphylococcus aureus termasuk golongan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Daun sukun sudah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat herbal, oleh karena itu, diperlukan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun sukun tehadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis). Uji daya hambat dilakukan dengan metode difusi cakram. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsentrasi 50% menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 12,42 mm, konsentrasi 70% menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 16,96 mm, konsentrasi 100% menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 17,63 mm, kontrol positif dengan menggunakan eritromisin menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 32,36 mm dan kontrol negatif dengan menggunakan DMSO menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 0 mm. Hasil uji beda menggunakan uji Anova dengan nilai p. value sebesar 0.000 (p<0.005) dan hasil uji Post Hoc LSD (Least Significantly Difference) memperlihatkan tidak terdapat perbedaan untuk P2 dan P3 dengan nilai 0,317 (p <0,005). Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun sukun memiliki tingkat efektivitas yang lemah dan sedang dengan peningkatan zona hambat seiring dengan peningkatan konsentrasi.
The Analisis Faktor Risiko Leukosituria Pada Pasien Diabetes Di Desa Uteun Kot Kota Lhokseumawe Sofia, Rizka; Yuziani; Fitria , Dinda; Atika , Khania
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah MANUSIA DAN KESEHATAN
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v6i1.1915

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease that is still a problem in Indonesia. DM occurs when there is an increase in the level of glucose in the blood (hyperglycemia), in which the body cannot produce enough insulin or use insulin effectively. It is important for DM patients to comply with a series of examinations such as controlling blood sugar so that subjective complaints do not occur that lead to complications. DM patients are at risk for chronic macrovascular complications in the form of infections, ranging from simple to complex infections. This study aims to determine and analyze risk factors for leukocyturia in DM patients in Uteun Kot Village. The research designs used were a laboratory examination and a survey using a questionnaire with a cross-section approach. Laboratory examinations were carried out on the urine of patients with diabetes mellitus (DM) to determine the incidence of leukocyturia and blood sugar levels to determine the blood sugar values of DM patients. The number of samples used in this study was 85 samples that met the criteria determined by using the Slovin formula. sampling using the sequential random sampling method. The variables used in this study were leukocyturia as the dependent variable and gender, duration of illness, and blood sugar levels as independent variables. Leukocyturia laboratory examination by urinalysis and microscopic examinationThe data analysis method used univariate analysis and bivariate analysis. The results showed that 68.2% of DM patients in Uteun Kot Village had leukocyturia, 63.5% of DM patients had high KGDS, and 71.8% had suffered from DM for more than 5 years. The variable duration of suffering from DM has a significant relationship with leukocyturia, where respondents with long suffering from DM above 10 years have a positive probability of leukocyturia 3.72 times compared to those suffering from DM under 10 years. Similarly, DM patients with uncontrolled blood sugar levels have a positive probability of leukocyturia 2.51 times compared to DM patients with controlled blood sugar levels.
Effectiveness of Red Guava Leaf Ethanol Extract (Psidium guajava L.) on Increasing Hemoglobin Levels in Female White Rats (Rattus novergicus) Yuziani; Fadhilah, Siti Ghina; Akbar, Teuku Ilhami Surya
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 6 No. 1 (2025): May 2025
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admj.v6i1.13148

Abstract

Hemoglobin is the protein found in red blood cells that has the task of delivering oxygen to the lungs. When the hemoglobin level degrades, it can cause symptoms of anemia. Guava fruit is often used by people in traditional medicine to increase hemoglobin levels. The average person only uses the fruit because it contains flavonoids. However, generally flavonoid compounds are also contained in guava leaves. The purpose of this study is to identify the effects of extracted from guava leaves (Psidium guajava L.) on anemic hemoglobin levels of female wistar strains. The study used a laboratory experimental design with pretest and post-test group design, purposive sampling technique. The sample in this study was 30 female wistar strains divided into 5 groups, namely negative control without treatment, positive control was given sangobion to rats with anemia, and treatment groups I, II, III were given guava leaf extract at doses of 100 mg/KgBb, 250 mg/KgBb and 500 mg/KgBb to rats with anemia. Increased hemoglobin levels of guava leaves (Psidium guajava L.) respectively 13.56 gr/dl, 15.56 gr/dl dl, and 16.85 gr/dl. The most influential guava leaf extract is treatment group 3 with a dose of 500mg/kgBB and in post hoc analysis using LSD shows a significant difference between guava leaf extract at a dose of 100 mg/KgBb, 250 mg/KgBb and 500 mg/KgBb (p-value = 0.0000) in increasing hemoglobin levels
Pencegahan dan Pemberantasan Skabies di Lingkungan Dayah terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa Dayah Riyadatul Qulub Mellaratna, Wizar Putri; Sahputri, Juwita; Z, Khairunnisa; Sofia, Rizka; Yuziani; Millizia, Anna
Auxilium : Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol. 3 No. 2: Auxilium: Jurnal Pengabdian Kesehatan - Agustus 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/auxilium.v3i2.23724

Abstract

Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei, yang dapat menyerang individu dari berbagai latar belakang sosial dan usia. Penyakit ini menyebabkan rasa gatal yang parah, mengganggu kualitas tidur, dan berpotensi menimbulkan dampak psikososial. Data dari WHO menunjukkan bahwa prevalensi skabies global mencapai 300 juta kasus per tahun, dengan Indonesia mencatat angka kejadian yang signifikan, terutama di lingkungan pesantren. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, skabies menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, dengan prevalensi yang lebih tinggi di kalangan santri. Untuk mengatasi masalah ini, Program studi Kedokteran Universitas Malikussaleh bersama CIMSA Unimal melaksanakan program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran 30 santri Dayah Riyadhatul Qulub mengenai pencegahan, penularan, dan pengobatan skabies. Program ini mencakup penyampaian materi, diskusi kelompok, dan pelatihan selama 5 bulan, dengan target peningkatan nilai akhir. Diharapkan intervensi ini dapat mengubah perilaku santri dan mengurangi insidensi skabies di pesantren. kata kunci: skabies, pencegahan, pemberantasan, dayah
ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING ADHERENCE TO ANTIRETROVIRAL MEDICATION (ARV) IN HIV/AIDS PATIENTS BASED ON INFORMATION, MOTIVATION, BEHAVIORAL SKILLS AT CUT MEUTIA GENERAL HOSPITAL Yuziani; Mulyati Sri Rahayu; Harvina Sawitri; Wizar Putri Mellaratna; Anna Millizia; Yofinda Aurelia Rizkita; Rani Mulya Safitri
MEDALION JOURNAL: Medical Research, Nursing, Health and Midwife Participation Vol. 4 No. 2 (2023): June
Publisher : PT. Radja Intercontinental Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59733/medalion.v4i2.77

Abstract

HIV (Human Immunodeficiency Virus), included in the Retroviridae family, is a virus that causes AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), a syndrome caused by a decrease in the body's immune system. Compliance with taking medication on HIV/AIDS clients is very important, non-adherence in implementing therapy will reduce the effectiveness of ARV drugs and even increase viral resistance in the body. Information, motivation and ability to behave are fundamental determinants of a behavior in adherence to taking medication. This study will analyze the factors associated with adherence to taking ARV medication in HIV/AIDS patients to find out the causes of nonadherence to taking ARV medication. This type of research uses descriptive research methods while based on the time dimension the research uses a cross sectional design. The research was conducted at Cut Meutia General Hospital. This research was conducted from 2018-2019. The sampling technique in this study used the total sampling method. The population in this study were all HIV/AIDS patients who were treated at the VCT and CST clinics at Cut Meutia Hospital, North Aceh District, which were recorded until 2018-2019, totaling 62 people. The results of this study found that respondents at Cut Meutia Hospital had low information of 90.0% regarding adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. The sampling technique in this study used the total sampling method. The population in this study were all HIV/AIDS patients who were treated at the VCT and CST clinics at Cut Meutia Hospital, North Aceh District, which were recorded until 2018-2019, totaling 62 people. The results of this study found that respondents at Cut Meutia Hospital had low information of 90.0% regarding adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. The sampling technique in this study used the total sampling method. The population in this study were all HIV/AIDS patients who were treated at the VCT and CST clinics at Cut Meutia Hospital, North Aceh District, which were recorded until 2018-2019, totaling 62 people. The results of this study found that respondents at Cut Meutia Hospital had low information of 90.0% regarding adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. The population in this study were all HIV/AIDS patients who were treated at the VCT and CST clinics at Cut Meutia Hospital, North Aceh District, which were recorded until 2018-2019, totaling 62 people. The results of this study found that respondents at Cut Meutia Hospital had low information of 90.0% regarding adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. The population in this study were all HIV/AIDS patients who were treated at the VCT and CST clinics at Cut Meutia Hospital, North Aceh District, which were recorded until 2018-2019, totaling 62 people. The results of this study found that respondents at Cut Meutia Hospital had low information of 90.0% regarding adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. Respondents at Cut Meutia Hospital had low motivation of 96.7% for adherence to ARV drug use. Respondents at Cut Meutia Hospital had low behavioral skills of 96.7% for compliance with the use of ARV drugs. .
GENDER DAN KEBIASAAN MINUM KOPI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN 2021 Sawitri, Harvina; Yuziani
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 16 No. 4 (2021): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedai kopi sekarang ini telah dijadikan sebagai tempat beraktivitas bagi mahasiswa, disinilah mahasiswa berinteraksi, bersosialisasi satu sama lain, mengerjakan tugas kuliah bahkan kuliah online selama masa pandemi. Perilaku konsumsi dipengaruhi oleh usia dan gender terutama pada perilakunya dalam mengkonsumsi kopi. Faktor gender berpengaruh terhadap kesukaan terhadap kopi, jenis kopi yang diminum dan frekuensi minum kopi setiap hari. Laki-laki muda dilaporkan minum lebih banyak kopi daripada perempuan muda. Namun minum kopi mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan khususnya bagi laki-laki yang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi dan PJK. Tujuan Penelitian ini adalah melihat hubungan gender dengan kebiasaan minum kopi pada mahasiswa. Metode penelitian Disain studi menggunakan disain potong lintang untuk menilai paparan dan dampak dalam satu waktu, uji yang digunakan adalah uji chi-square . Hasil penelitian terdapat 30% mahasiswa Program Studi Kedokteran yang minum kopi lebih dari tiga kali seminggu dan sebagian besar dari mereka adalah laki-laki. Kesimpulan Laki-laki dewasa muda mempunyai risiko untuk terkena hipertensi, PJK, gastritis dan insomnia karena kebiasaan minum kopi pada mereka.
Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Terapi Non Farmakologi yuziani; Sawitri, Harvina; Nadira, Cut Sidrah
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 18 No. 2 (2023): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v18i2.1221

Abstract

Penyakit hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan  peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol dan menjadi faktor risiko penyakit lainnya. Terapi hipertensi meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi. Beberapa studi menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan penderita terhadap hipertensi, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita hipertensi tentang penatalaksanaan terapi non farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability dengan metode accidental sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan wawancara terpimpin berdasarkan pedoman kuesioner pada pasien hipertensi di Puskesmas Samudera, Aceh Utara dari Juni sd. Juli 2021. Terdapat 15 pertanyaan untuk menilai tingkat pengetahuan pasien yang dikategorikan menjadi tiga tingkat: mengetahui (C1), memahami (C2) dan aplikatif (C3). Sebanyak 61 orang pasien hipertensi terlibat dalam penelitian ini dengan karakteristik: 59%  berusia 50 – 60 tahun, 66,7% perempuan 66,7% dan  33,3% laki-laki. Sebagian besar responden berpendidikan SMA 37,7% dan ibu rumah tangga 52,4%. Responden dengan tingkat pengetahuan kategori mengetahui “baik” (C1) sebesar 73,8%, tingkat pengetahuan kategori memahami “baik” (C2) sebesar 54,1%, dan tingkat pengetahuan kategori aplikasi “baik” (C3) sebanyak 57,4%. Secara umum, tingkat pengetahuan pasien hipertensi: baik  52,5%; cukup 27,9%; kurang 14,7% dan buruk  4,9%.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Secara Kuantitatif Dan Kualitatif Pada Pasien Bedah Digestif Di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe Sayuti, Muhammad; Yuziani; Chairunnisa, Yusfa
Lentera : Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial, dan Budaya Vol. 8 No. 4: LENTERA, DESEMBER 2024
Publisher : LPPM Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi penggunaan antibiotik merupakan salah satu bentuk tanggung jawab tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dalam rangka mempromosikan penggunaan antibiotik yang rasional. Pentingnya melakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada pasien bedah dapat mengurangi efek samping obat serta mencegah terjadinya infeksi luka operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai ketepatan penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah digestif di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe secara kuantitatif menggunakan metode Defined Daily Doses (DDD) dan kualitatif dengan metode Gyssens. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan metode time limited sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik pasien dengan usia paling banyak adalah 56-64 tahun dengan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan sama banyaknya, sedangkan antibiotik profilaksis yang paling banyak digunakan pada pasien bedah digestif adalah ceftriaxone, berdasarkan hasil evaluasi secara kuantitatif menggunakan metode DDD didapatkan antibiotik profilaksis dengan total DDD terbanyak adalah vicilin sebesar 13,63g sedangkan evaluasi secara kualitatif dengan metode Gyssens penggunaan antibiotik profilaksis tergolong kategori IVB karena ada antibiotik lain yang lebih aman daripada antibiotik ceftriaxone yang banyak digunakan di Rumah Sakit Tipe B Lhokseumawe. Kesimpulan evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis secara kuantitatif dengan metode DDD tergolong sesuai karena dosis yang digunakan perharinya tidak lebih dari ketentuan dari WHO sedangkan penggunaan antibiotik profilaksis secara kualitatif tergolong tidak sesuai karena masih ada antibiotik yang lebih aman yaitu safazolin