Program Integrasi Layanan Primer (ILP) dirancang untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer di Indonesia dengan mengintegrasikan layanan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu. Namun, implementasinya menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), anggaran, dan sarana prasarana yang memadai. Kurangnya kesiapan promosi kesehatan (promkes) di Puskesmas dapat menghambat keberhasilan ILP, terutama dalam upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan promosi kesehatan (promkes) dalam implementasi ILP menggunakan metode systematic review. Pencarian artikel dilakukan menggunakan kata kunci "Evaluasi, Promkes, Integrasi Layanan Primer, Puskesmas" pada basis data Google Scholar (1.150 artikel) dan Garuda (40 artikel). Dari total 1.180 artikel, seleksi berdasarkan kriteria eksklusi menghasilkan 7 artikel yang relevan untuk dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan promkes di Puskesmas dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti keterbatasan tenaga promkes terlatih, sarana prasarana yang tidak memadai, serta anggaran operasional yang terbatas. Penguatan kapasitas kader posyandu melalui pelatihan dan pendampingan menjadi strategi penting dalam mendukung keberhasilan ILP. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi, seperti aplikasi e-kohort dan ASIK, dapat meningkatkan efisiensi pencatatan dan pelaporan, meskipun membutuhkan infrastruktur yang memadai dan komitmen pengguna. Implementasi ILP memerlukan penguatan SDM, penyediaan anggaran yang memadai, dan sinergi lintas sektor.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025