ChatGPT, an AI tool launched in November 2022, has gained popularity among EFL students for assisting in English essay writing. Despite its popularity, little is known about Indonesian students' perceptions of ChatGPT's usefulness, ease of use, and limitations in essay writing. To address this gap, a survey with closed and open-ended questions was conducted on 76 first-year undergraduate students from IT programmes at a private university in Indonesia. Quantitative data was analysed using descriptive statistics, and open-ended responses were analysed using thematic analysis. The theoretical framework of the Technological Acceptance Model (TAM) underpinned the analysis. The findings reveal that students found ChatGPT easy to use because it did not demand specific skills and promptly understood and responded to their prompts. ChatGPT was deemed helpful for various reasons, with its ability to provide relevant materials, check vocabulary and sentence structures, generate ideas, and translate Indonesian sentences into English being the top five reasons. However, students also highlighted three main limitations: ChatGPT's tendency to provide irrelevant or unclear answers and its difficulty understanding complex instructions. This study indicates that while students use ChatGPT for English essay assistance, they remain aware that its answers may not always be appropriate. Abstrak bahasa Indonesia ChatGPT, sebuah alat kecerdasan buatan yang diluncurkan di bulan November 2022, telah mendapatkan popularitas di kalangan mahasiswa yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing dalam membantu penulisan esai Bahasa Inggris. Meskipun sudah populer, persepsi mahasiswa Indonesia terhadap kegunaan ChatGPT masih belum banyak diketahui, seperti tentang kemudahan penggunaan ChatGPT dan keterbatasan ChatGPT dalam penulisan esai bahasa Inggris. Untuk menjawab kekurangan informasi ini, survei dengan pertanyaan tertutup dan terbuka dilakukan pada 76 mahasiswa tahun pertama dari program IT di sebuah universitas swasta di Indonesia. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif, dan jawaban terbuka dianalisis menggunakan analisis tematik. Kerangka teori Model Penerimaan Teknologi (TAM) mendasari analisis ini. Hasil temuan menunjukkan bahwa mahasiswa menganggap ChatGPT mudah digunakan karena tidak membutuhkan keterampilan khusus dan mampu dengan cepat memahami serta merespons permintaan mereka. ChatGPT dianggap berguna untuk setidaknya lima alasan utama: kemampuan ChatGPT untuk menyediakan materi yang relevan, memeriksa kosa kata dan struktur kalimat, menghasilkan ide, serta menerjemahkan kalimat Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Meski demikian, mahasiswa juga menggarisbawahi tiga keterbatasan utama dari penggunaan ChatGPT: kecenderungan ChatGPT untuk memberikan jawaban yang tidak relevan atau tidak jelas, dan kesulitan ChatGPT memahami instruksi yang kompleks. Studi ini menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa memanfaatkan ChatGPT untuk membantu penulisan esai Bahasa Inggris, mereka tetap menyadari bahwa hasil yang diberikan mungkin tidak selalu tepat.
Copyrights © 2025