Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan keagamaan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perekonomian modern yang semakin kompleks, pesantren dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi demi menciptakan kemandirian ekonomi bagi institusi dan santri. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengkaji inovasi bisnis berbasis limbah tebu, yaitu keripik ampas tebu Sachiips di Pondok Pesantren Al Usmaniyah, Jombang, sebagai upaya pemberdayaan ekonomi santri. Kegiatan pengabdian masyarakat ini meneliti proses, tantangan, dan dampak program terhadap pengembangan keterampilan dan kesejahteraan santri. Data dikumpulkan melalui survei, wawancara mendalam, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi. Hasil menunjukkan bahwa program Sachiips berhasil memberdayakan santri melalui pelatihan intensif dalam produksi, manajemen bisnis, dan pemasaran melalui media sosial. Tingkat partisipasi santri mencapai 85%, dengan dampak signifikan pada keterampilan teknis, manajerial, dan pemasaran. Produk Sachiips mendapat tanggapan positif dari pasar lokal berkat kualitas dan inovasi rasa yang kompetitif. Program ini mendukung prinsip ekonomi berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah tebu sebagai bahan baku bernilai ekonomis. Keberhasilan program memperkuat posisi pesantren sebagai penggerak pembangunan ekonomi berbasis komunitas dan menciptakan wirausahawan muda yang kreatif dan mandiri. Selain meningkatkan keterampilan santri, program ini juga menambah pendapatan pesantren, menjadikannya contoh pemberdayaan yang dapat diterapkan di pesantren lain. Dengan mengintegrasikan pendidikan agama dan kewirausahaan, inovasi ini berkontribusi pada pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Copyrights © 2025