Anak tunanetra menghadapi tantangan unik dalam mengembangkan kemandirian dan keterampilan hidup sehari-hari akibat keterbatasan visual yang memengaruhi persepsi, mobilitas, dan interaksi sosial. Salah satu pendekatan untuk mendukung pengembangan tersebut adalah dengan melibatkan mereka dalam chores. Menggunakan teori ekologi Bronfenbrenner, teori zona perkembangan proksimal Vygotsky, dan teori pembelajaran sosial Bandura, penelitian ini mengkaji bagaimana interaksi antara anak tunanetra dengan keluarga, guru, dan lingkungan sosial terdekat dapat mendorong penguasaan keterampilan secara mandiri. Studi ini juga mengidentifikasi bahwa kurangnya pemahaman dari lingkungan sekitar sering menjadi hambatan utama dalam pemberian dukungan yang efektif. Dengan memahami faktor-faktor dalam microsystem yang berkontribusi pada perkembangan anak tunanetra, penelitian ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi keluarga, pendidik, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan adaptif. Hasil penelitian diharapkan dapat memperkuat kemandirian dan rasa percaya diri anak tunanetra, sehingga mereka mampu menjalani kehidupan secara bermartabat dan mandiri.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025