Tidak semua UMKM memahami arti penting penggunaan QRIS sebagai media transaksi digital. Masih terdapat gerai/ Toko di wilayah Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yang belum menggunakan QRIS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab kontradiksi penetrasi QRIS pada UMKM serta strategi yang digunakan untuk mendorong adopsi QRIS terhadap UMKM. Metode penelitian dikembangkan menggunakan kerangka theory of planned behaviour dan technology acceptance model, serta disesuaikan dengan konteks UMKM Indonesia, melalui penelitian kualitatif yang telah dilakukan. Data empiris dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan kuesioner yang melibatkan UMKM di wilayah Kota dan Kabupaten Tegal, kemudian dianalisis dengan di reduksi, disajikan dan disimpulkan secara komprehensif. Hasil penelitian menyatakan bahwa kontradiksi penetrasi QRIS bagi UMKM di lihat dari faktor ekstern yaitu, persepsi, keamanan, manfaat dan hambatan/ kendala. Kontradiksi menitik beratkan pada faktor keamanan, manfaat dan hambatan/ kendala yang dihadapi. Strategi yang tepat diperlukan jika Bank Indonesia mentargetkan 27 juta transaksi non tunai di tahun 2024 seperti, peningkatan literasi keuangan, penawaran fasilitas, pengembangan infrastruktur teknologi, perkuat regulasi dan kebijakan, kemitraan, dan mendorong inklusi keuangan dan kewirausahaan digital.
Copyrights © 2025