Claim Missing Document
Check
Articles

PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA Nafiati, Dewi Amaliah
SOSEKHUM Vol 6, No 9 (2010)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.937 KB)

Abstract

Peningkatan kualitas wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam bidang ekonomi akan sangat berarti dalam pembangunan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan peran wanita penyapu jalan raya terutama di Kota Tegal diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam kedudukan dan peran ekonomi di dalam rumah tangga, mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif terhadap pembagian waktu dalam tugas sebagai ibu rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi, dan mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif bersama suaminya terhadap pembagian waktu dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, pada umumnya merupakan pekerjaan utama untuk menunjang penghasilan suami terutama untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Lama bekerja berkisar antara dua tahun sampai 35 tahun, yaitu  30 %  bekerja 2 – 5 tahun; 25 % selama 6 – 10 tahun dan lebih dari 26 tahun; 5 % selama 11 – 15 tahun dan 21 – 25 tahun; dan 10 % selama 16 – 20 tahun. Rata-rata penghasilan harian  berkisar antara Rp. 5.000,00  sampai Rp.25.000,00 ; yaitu 2 orang/10% berpenghasilan Rp. 5.000,00 – Rp.10.000,00/hari; 4 orang/20% berpenghasilan Rp. 11.000,00 – Rp.15.000,00/hari, 12 orang/60% berpenghasilan Rp. 16.000,00-Rp. 20.000,00 dan 2 orang/10%  berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000,00. Seluruh responden tidak ada yang memiliki peluang untuk menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan. Artinya bahwa kehidupan ekonomi tergolong subsistens, atau menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Rata-rata pengeluaran harian adalah 25 %  mengkonsumsi penghasilannya Rp. 10.000,00 – Rp.15.000,00/hari;  40 %  berpengeluaran Rp. 16.000,00 – Rp.20.000,00/hari; 20 % berpenghasilan Rp. 21.000,00 – Rp.25.000,00/hari; dan 15 %  mengkonsumsi penghasilannya lebih dari Rp. 26.000,00/hari. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan  adalah 10 % menanggung 2 orang, 15 % menanggung 3 orang, 45 % menanggung 4 orang, 10 % menanggung 5 orang, 15 % menanggung 6 orang dan 5 % menanggung 8 orang. Kata Kunci    : Wanita Penyapu Jalan Raya, Kota Tegal, Kedudukan Dan Peran Ekonomi
KAJIAN WANITA PEMECAH BATU KALI DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI DI DESA PENUSUPAN KABUPATEN TEGAL Nafiati, Dewi Amaliah
SOSEKHUM Vol 4, No 5 (2008)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.208 KB)

Abstract

Peningkatan kualitas wanita pemecah batu kali dalam bidang ekonomi akan sangat berarti dalam pembangunan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan peran wanita pemecah batu kali terutama di desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghimpun gambaran kualitatif atas konsep kemampuan meningkatkan kesejahteraan hidup dan pola konsumsi yang mereka terapkan. Informasi tentang tingkat pendapatan dan pola konsumsi wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan Kabupaten Tegal, menjadi dasar yang kuat untuk menentukan program pembinaan yang tepat dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori pekerjaan wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan adalah pemilik batu kali sendiri dengan modal sendiri yang menempati proporsi paling besar. Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan, pada umumnya merupakan pekerjaan utama untuk menunjang penghasilan suami terutama untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Lama bekerja berkisar antara dua tahun sampai 35 tahun, yaitu 30 % bekerja 2 – 5 tahun; 25 % selama 6 – 10 tahun dan lebih dari 26 tahun; 5 % selama 11 – 15 tahun dan 21 – 25 tahun; dan 10 % selama 16 – 20 tahun. Rata-rata penghasilan harian berkisar antara Rp. 5.000,00 sampai Rp.25.000,00 ; yaitu 5 orang/25% berpenghasilan Rp. 5.000,00 – Rp.10.000,00/hari; 14 orang/70% berpenghasilan Rp. 11.000,00 – Rp.15.000,00/hari dan 1 orang/5% berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000,00. Seluruh responden tidak ada yang memiliki peluang untuk menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan. Artinya bahwa kehidupan ekonomi tergolong subsistens, atau menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Rata-rata pengeluaran harian adalah 25 % mengkonsumsi penghasilannya Rp. 10.000,00 – Rp.15.000,00/hari; 40 % berpengeluaran Rp. 16.000,00 – Rp.20.000,00/hari; 20 % berpenghasilan Rp. 21.000,00 – Rp.25.000,00/hari; dan 15 % mengkonsumsi penghasilannya lebih dari Rp. 26.000,00/hari. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan adalah 10 % menanggung 2 orang, 15 % menanggung 3 orang, 45 % menanggung 4 orang, 10 % menanggung 5 orang, 15 % menanggung 6 orang dan 5 % menanggung 8 orang. Kata Kunci : Tingkat Pendapatan, Pola Konsumsi, dan Wanita Pemecah Batu Kali Di Desa Penusupan Kabupaten Tegal
DEHUMANISASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN IPS SEMESTER II PADA MTs. AL-AZHAR TUWEL KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL Nafiati, Dewi Amaliah
Dinamika Pendidikan Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of the study is to describe the factors which influence the dehumanization on the teaching learning process at 8th grade students in MTs. Al-Azhar Tuwel. The population of this study were 158 students which were all 8th graders in MTs. Al-Azhar Tuwel in the academic year of 2014/2015. It used proportional cluster random sampling for 25%, or there were 40 students as the samples. The data were collected by documentation, observation and questionnaire with Guttmant scale. Then, the data were classified by two techniques; quantitative and qualitative data which influence the learning of Social Science for getting the conclusion more easily.  Based on the results of data analysis, it can be concluded that dehumanization on the teaching and learning process in MTs. Al-Azhar Tuwel was high enough. The influence of dehumanization factors on the teaching and learning process were teaching method for 77.9%, curriculum factor for 85%, teacher-student relationship for 63.7%, student-teacher relationship for 67.5%, school discipline for 75.4%, homework for 65.4%, school time for 63.7%, learning equipment for 70.8%, over-standard lesson for 81% and building condition for 80%. The most dominant factor which influenced the dehumanization of teaching and learning process is curriculum for 85%. Therefore; teachers need to improve their competences and capabilities to create the more humanist teaching learning process which is appropriate to the goals of education. For achieving the goals, it is recommended for the schools administrators to improve the facilities and infrastructure for getting the more conducive teaching learning process with the representative space and facilities.
Dehumanization of Teaching and Learning Activities on Social Science Subject Nafiati, Dewi Amaliah
Dinamika Pendidikan Vol 10, No 2 (2015): December 2015
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/dp.v10i2.5098

Abstract

This research aims to describe factors that influence dehumanization of teaching and learning processes. The population of this research was 158 students. The research used a proportional cluster random sampling and 40 students were analyzed as samples. Data were collected by using documentation, observation and questionnaire. The data then quantitatively and qualitatively classified due to the influence of teaching and learning factors on Social Science subject in order to draw the conclusion easily. Findings show that the influence of dehumanization factors on teaching and learning processes are teaching method by 77.9%, curriculum factor by 85%, teacher-student relationship by 63.7%, school discipline by 75.4%, homework by 65.4%, school time by 63.7%, learning equipment by 70.8%, over-standard lesson by 81% and building condition by 80%. The most dominant factor influencing the dehumanization of teaching and learning processes is curriculum by 85%. Thus, teachers are required to improve their competences and capabilities to create a more humanistic teaching learning processes which are more appropriate to the goals of education. In order to achieve the goals, it is recommended to the school administrators to improve the facilities and infrastructure for more conducive teaching and learning processes with more representative spaces and facilities.
Motivation, Creativity, and Self-Confidence as Forming Factors of Economic Learning Autonomy Nafiati, Dewi Amaliah
Dinamika Pendidikan Vol 12, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/dp.v12i2.13566

Abstract

This research aims to determine the influence of both partial and simultaneous motivation, creativity, and confidence of students in studying to economic subject learning autonomy of the students of Senior High School 4 Tegal. The population in this study was the whole class X Social Education Science which consists of 126 students. The data collection in this research was taken through several methods, whicha are observation, questionnaire, and documentation. The result of this study shows that 77.7% of learning motivation, learning creativity, and self-confidence simultaneously affect the learning autonomy of economics subject of Senior High School 4 Tegal. The results of this study are expected to enable teachers to foster learning motivation, learning creativity and self-confidence of the students in order to form the character of independence. Students are expected to not only rely on the subject matter given by the teachers, but they must be more active and independent in learning to expand a broad insight about economy.
PERSEPSI WANITA PENYAPU JALAN RAYA DI KOTA TEGAL DALAM KEDUDUKAN DAN PERAN EKONOMI DI RUMAH TANGGA Nafiati, Dewi Amaliah
SOSEKHUM Vol 6, No 9 (2010)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.937 KB)

Abstract

Peningkatan kualitas wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam bidang ekonomi akan sangat berarti dalam pembangunan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan peran wanita penyapu jalan raya terutama di Kota Tegal diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal dalam kedudukan dan peran ekonomi di dalam rumah tangga, mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif terhadap pembagian waktu dalam tugas sebagai ibu rumah tangga, kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi, dan mengetahui persepsi dan perilaku wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal yang produktif bersama suaminya terhadap pembagian waktu dalam Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh wanita penyapu jalan raya di wilayah Kota Tegal, pada umumnya merupakan pekerjaan utama untuk menunjang penghasilan suami terutama untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Lama bekerja berkisar antara dua tahun sampai 35 tahun, yaitu  30 %  bekerja 2 ? 5 tahun; 25 % selama 6 ? 10 tahun dan lebih dari 26 tahun; 5 % selama 11 ? 15 tahun dan 21 ? 25 tahun; dan 10 % selama 16 ? 20 tahun. Rata-rata penghasilan harian  berkisar antara Rp. 5.000,00  sampai Rp.25.000,00 ; yaitu 2 orang/10% berpenghasilan Rp. 5.000,00 ? Rp.10.000,00/hari; 4 orang/20% berpenghasilan Rp. 11.000,00 ? Rp.15.000,00/hari, 12 orang/60% berpenghasilan Rp. 16.000,00-Rp. 20.000,00 dan 2 orang/10%  berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000,00. Seluruh responden tidak ada yang memiliki peluang untuk menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan. Artinya bahwa kehidupan ekonomi tergolong subsistens, atau menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Rata-rata pengeluaran harian adalah 25 %  mengkonsumsi penghasilannya Rp. 10.000,00 ? Rp.15.000,00/hari;  40 %  berpengeluaran Rp. 16.000,00 ? Rp.20.000,00/hari; 20 % berpenghasilan Rp. 21.000,00 ? Rp.25.000,00/hari; dan 15 %  mengkonsumsi penghasilannya lebih dari Rp. 26.000,00/hari. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan  adalah 10 % menanggung 2 orang, 15 % menanggung 3 orang, 45 % menanggung 4 orang, 10 % menanggung 5 orang, 15 % menanggung 6 orang dan 5 % menanggung 8 orang. Kata Kunci    : Wanita Penyapu Jalan Raya, Kota Tegal, Kedudukan Dan Peran Ekonomi
KAJIAN WANITA PEMECAH BATU KALI DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI DI DESA PENUSUPAN KABUPATEN TEGAL Nafiati, Dewi Amaliah
SOSEKHUM Vol 4, No 5 (2008)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.208 KB)

Abstract

Peningkatan kualitas wanita pemecah batu kali dalam bidang ekonomi akan sangat berarti dalam pembangunan yang dilaksanakan. Untuk meningkatkan peran wanita pemecah batu kali terutama di desa Penusupan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal diperlukan suatu program pembinaan terhadap wanita. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menghimpun gambaran kualitatif atas konsep kemampuan meningkatkan kesejahteraan hidup dan pola konsumsi yang mereka terapkan. Informasi tentang tingkat pendapatan dan pola konsumsi wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan Kabupaten Tegal, menjadi dasar yang kuat untuk menentukan program pembinaan yang tepat dalam rangka peningkatan kesejahteraan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori pekerjaan wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan adalah pemilik batu kali sendiri dengan modal sendiri yang menempati proporsi paling besar. Pekerjaan yang dilakukan oleh wanita pemecah batu kali di Desa Penusupan, pada umumnya merupakan pekerjaan utama untuk menunjang penghasilan suami terutama untuk menutup kebutuhan sehari-hari. Lama bekerja berkisar antara dua tahun sampai 35 tahun, yaitu 30 % bekerja 2 ? 5 tahun; 25 % selama 6 ? 10 tahun dan lebih dari 26 tahun; 5 % selama 11 ? 15 tahun dan 21 ? 25 tahun; dan 10 % selama 16 ? 20 tahun. Rata-rata penghasilan harian berkisar antara Rp. 5.000,00 sampai Rp.25.000,00 ; yaitu 5 orang/25% berpenghasilan Rp. 5.000,00 ? Rp.10.000,00/hari; 14 orang/70% berpenghasilan Rp. 11.000,00 ? Rp.15.000,00/hari dan 1 orang/5% berpenghasilan lebih dari Rp. 20.000,00. Seluruh responden tidak ada yang memiliki peluang untuk menyisihkan penghasilannya dalam bentuk tabungan. Artinya bahwa kehidupan ekonomi tergolong subsistens, atau menggunakan hampir seluruh penghasilannya untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Rata-rata pengeluaran harian adalah 25 % mengkonsumsi penghasilannya Rp. 10.000,00 ? Rp.15.000,00/hari; 40 % berpengeluaran Rp. 16.000,00 ? Rp.20.000,00/hari; 20 % berpenghasilan Rp. 21.000,00 ? Rp.25.000,00/hari; dan 15 % mengkonsumsi penghasilannya lebih dari Rp. 26.000,00/hari. Anggota keluarga yang menjadi tanggungan adalah 10 % menanggung 2 orang, 15 % menanggung 3 orang, 45 % menanggung 4 orang, 10 % menanggung 5 orang, 15 % menanggung 6 orang dan 5 % menanggung 8 orang. Kata Kunci : Tingkat Pendapatan, Pola Konsumsi, dan Wanita Pemecah Batu Kali Di Desa Penusupan Kabupaten Tegal
ANALISIS HAMBATAN WIRAUSAHA MARTABAK DI KABUPATEN TEGAL Rosadi, Fitra; Hendaryati, Neni; Nafiati, Dewi Amaliah
Jurnal Riset Entrepreneurship Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jre.v3i1.1313

Abstract

This study aims to investigate the factors inhibiting interest in entrepreneurship, especially in martabak entrepreneurs in Lebaksiu District, Tegal Regency. As the object of this research is in Lebaksiu Subdistrict which is divided into17 villages, researchers used sample three villages namely Lebaksiu Lor, Lebaksiu Kidul and Kajen. Descriptive qualitative methods is a method applied in this research. The data collection techniques used are with observation, interviews, and documentation techniques. The results showed that the inhibiting factors in martabak entrepreneurship concisted of factors originating from internal and external factors. Detected internal factors arise from within the entrepreneur martabak such as personal characteristics, experience, ability to control a business and capital factors. The second inhibiting factor is an external factor, which this factor comes from outside the private entrepreneur martabak which includes the environment, recruitment of employees who are proficient in martabak making and promotion to the mass media.
Peningkatan Semangat Berwirausaha Pada Mahasiswa Melalui Model Project Based Learning Nafiati, Dewi Amaliah
Jurnal Riset Entrepreneurship Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jre.v2i1.797

Abstract

ABSTRACTThis research aims to identify whether using the project based learning model in entrepreneurship practice courses take effect the entrepreneurial spirit of S1 fourth semester economics education students in 2017/2018. Quantitative research approach, the population in this study were all fourth semester students of Economic Education, FKIP Pancasakti Tegal University as many as 28 students. The sampling technique is used quota sampling technique. Data collection methods used are questionnaires. The data analysis technique for this research used a simple linear regression test and t test.The calculation results obtained F value = 0.895 with significance level of 0.035 <0.05 and the big influence caused 0,536. The linear regression equation Y = 29,010 + 0,208 X, the meaning every 1 point increase in variable of The Project Based Learning models in the Entrepreneurship Practice Course will influence the variable Entrepreneurship in Economic Education Students in Fourth Semester of 0.208. Based on these calculations then the null hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This means that there is a significant influence on the Project Based Learning model in the Entrepreneurship Practice Course towards Entrepreneurial spirit in the fourth Semester Economic Education Students
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI DENGAN KONSEP PENDIDIKAN HUMANIS PAULO FREIRE Novie Kurniasih Kamaruddin; Dewi Amaliah Nafiati
Jurnal Utilitas Vol. 6 No. 2 (2020): Jurnal Utilitas
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/utilitas.v6i2.5249

Abstract

This paper intended to review the humanistic education concept of Paulo Freire according to Entrepreneurship Courses at Indonesian Higher Education. The method used is the content analysis. The paper summarized that Education must be carried out dialogically, not stifling creativity and creativity, because in essence students are not passive beings where the dialogue process itself is a process of awareness as the core of the process of humanization or humanity. In line with the concept of humanization Paulo Freire, the concept of humanization also underpins the entrepreneurship learning process in universities. Entrepreneurship learning is not just learning oriented to business and economics alone, but on exploring values / values of independence, honesty, innovative creative, so that entrepreneurial learning becomes an important learning that is applied in all study programs in higher education. The focus of this article is on entrepreneurship learning in private teacher training colleges which in the main profile print professional teacher candidates and an additional profile that is reliable entrepreneurship printing. Learning entrepreneurship in private teacher training colleges is still said to have not taught the value of humanism. There are several obstacles, among them are still focusing on theoretical with more dominant proportions compared to practice, exploring creative ideas are still dominated by ideas from lecturers so students tend to be passive and less creative, creative idea development programs are not maximally channeled so that it only stops at the completion of the course assignment obligations, the interest and motivation of students to become entrepreneurs has not yet fully arisen by students' self-awareness. Even though the creative ideas that have emerged from students should be continued as a forerunner to the emergence of startup-based young entrepreneurs. Freedom to create ideas and creative thoughts should be extended to students so that students are more motivated and motivated to become job creators than job seekers.