Teknologi nano menawarkan potensi besar dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan di sektor lingkungan, energi, dan pertanian. Pendekatan sintesis partikel nano berbasis tumbuhan (phytosynthesis) muncul sebagai metode ramah lingkungan yang menggantikan bahan kimia beracun dengan metabolit alami, menghasilkan partikel nano yang stabil, seragam, dan ekonomis. Aplikasi teknologi nano dalam fitoremediasi memanfaatkan kemampuan tanaman hiperakumulator untuk menyerap polutan dan mengubahnya menjadi material bernilai tinggi, sementara dalam bioenergi, partikel nano berperan sebagai katalis yang meningkatkan konversi lignoselulosa menjadi bioetanol serta produksi biogas. Di bidang pertanian, pupuk-nano dan pestisida-nano berbasis logam oksida seperti ZnO dan CuO meningkatkan efisiensi nutrisi dan perlindungan tanaman dari patogen, didukung oleh karbon nanotube (CNTs) yang memperbaiki struktur tanah dan penyerapan air. Namun demikian, tantangan seperti toksisitas partikel nano terhadap lingkungan, bioakumulasi dalam rantai makanan, dan gangguan pada mikroba tanah memerlukan perhatian serius. Selain itu, pendekatan berbasis data seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) dan pembelajaran mesin (Machine Learning / ML) menyediakan solusi untuk mengoptimalkan desain partikel nano, meningkatkan stabilitas, dan meminimalkan dampak toksik. Integrasi teknologi nano dengan pendekatan ini diyakini mampu mempercepat inovasi di berbagai sektor sekaligus mendukung keberlanjutan ekosistem secara global.
Copyrights © 2024