Seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat, kebisingan telah menjadi masalah serius yang terus dalam lingkungan pemukiman perkotaan. Berbagai aktivitas manusia seperti transportasi, konstruksi, industri, serta kegiatan komersial berkontribusi signifikan terhadap kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Telaga, Provinsi Gorontalo, serta distribusinya pada area pemukiman di sekitarnya menggunakan pendekatan geospasial. Kebisingan dari operasional PLTD Telaga berpotensi memberikan dampak negatif pada kualitas hidup masyarakat, terutama terkait gangguan kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini menggabungkan metode pengukuran kebisingan dengan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memetakan distribusi kebisingan. Pengukuran dilakukan pada berbagai titik di sekitar PLTD dan pemukiman dengan menggunakan Sound Level Meter. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui tingkat kebisingan pada waktu beban normal dan beban puncak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di area kerja PLTD secara signifikan melebihi ambang batas yang diperbolehkan, yaitu mencapai 109-110 dBA, sementara kebisingan di area pemukiman bervariasi antara 50-77 dBA. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa distribusi kebisingan tertinggi berada di area sekitar mesin PLTD dan sebagian kecil area pemukiman terdekat. Temuan ini menunjukkan perlunya tindakan mitigasi seperti pengaturan jam kerja, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan perbaikan tata ruang untuk mengurangi dampak kebisingan terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan tata ruang kota dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik di sekitar area PLTD Telaga.
Copyrights © 2025