Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TRANSFORMASI WILAYAH PERI-URBAN KOTA MAKASSAR Muhtar, Ghinia Anastasia; Dangkua, Talha; Matalapu, Irawan
ISJN Journal Vol 1 No 2 (2019): Volume 1 Issue 2, 2019
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.168 KB)

Abstract

Abstrak Tulisan ini mengkaji mengenai perkembangan peri-urban (wilayah pinggiran kota) dari segi aspek fisik dan sosial secara spasial di Kota Makassar, pada tahun 2006 dan tahun 2017. Wilayah penelitian meliputi 14 kecamatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis overlay, pembobotan dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama rentang 11 tahun (2006-2017) telah terjadi perubahan tipologi di beberapa kecamatan yang awalnya tipologi Peri-urban Sekunder (PUS) menjadi Peri-urban Primer (PUP) yaitu pada Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea, sehingga menyebabkan semua kecamatan di Kota Makassar telah berada pada kategori PUP. Perubahan ini memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kota Makassar yang telah tinggal di Makassar sebelum tahun 2006 sampai dengan 2018. Dampak nyata tersebut antara lain bangunan-bangunan yang tinggi sehingga menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam rumah-rumah penduduk dan bertambahnya jumlah kendaraan di jalan yang menyebabkan kemacetan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Makassar untuk menata Kota Makassar, sehingga masyarakat leluhurkota Makassar yang telah tinggal sangat lama di kota Makassar masih dapat merasakan adanya originalitas dari Kota Makassar sejak dahulu sampai generasi yang akan datang.
Analisis Mitigasi Bencana terhadap Kondisi Sosial Budaya di Gorontalo Rijal, Ahmad Syamsu; Matalapu, Irawan; Jaya, Risman; Maulana, Karina Meiyanti
LaGeografia Vol 19, No 2 (2021): Februari
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.703 KB) | DOI: 10.35580/lageografia.v19i2.17221

Abstract

The purpose of this study was to analyze the socio-cultural conditions related to disaster mitigation in Gorontalo. The method used in this research is a survey with data collection techniques. The data analysis technique used is SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) by looking at the socio-cultural conditions of the people of Gorontalo related to disaster mitigation in Gorontalo. The results of the study show that most information on disaster mitigation is known from school as well as from various media sources. Community, students, and teachers often experience disaster mitigation such as earthquakes, floods, and landslides, so it is necessary to have an evacuation place that is ready to be occupied. Lack of public awareness to join organizations on disaster mitigation means that most people do not know about preparedness in facing disasters that will occur. Disaster mitigation practice activities taught in schools are a solution to teach students to understand more about how to save themselves from disasters and not easily panic and fear.
Transformasi Wilayah Peri-Urban Kota Makassar Ghinia Anastasia Muhtar; Talha Dangkua; Irawan Matalapu
ISJN Journal Vol 1 No 2 (2019): Volume 1 Issue 2, 2019
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38026/journalhsj.v1i2.15

Abstract

Abstrak Tulisan ini mengkaji mengenai perkembangan peri-urban (wilayah pinggiran kota) dari segi aspek fisik dan sosial secara spasial di Kota Makassar, pada tahun 2006 dan tahun 2017. Wilayah penelitian meliputi 14 kecamatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis overlay, pembobotan dan spasial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama rentang 11 tahun (2006-2017) telah terjadi perubahan tipologi di beberapa kecamatan yang awalnya tipologi Peri-urban Sekunder (PUS) menjadi Peri-urban Primer (PUP) yaitu pada Kecamatan Manggala, Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea, sehingga menyebabkan semua kecamatan di Kota Makassar telah berada pada kategori PUP. Perubahan ini memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kota Makassar yang telah tinggal di Makassar sebelum tahun 2006 sampai dengan 2018. Dampak nyata tersebut antara lain bangunan-bangunan yang tinggi sehingga menghalangi sinar matahari yang masuk kedalam rumah-rumah penduduk dan bertambahnya jumlah kendaraan di jalan yang menyebabkan kemacetan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Makassar untuk menata Kota Makassar, sehingga masyarakat leluhurkota Makassar yang telah tinggal sangat lama di kota Makassar masih dapat merasakan adanya originalitas dari Kota Makassar sejak dahulu sampai generasi yang akan datang.
Geospatial Analysis Of Noise Pollution From Power Plant Operations In Urban Residential Areas: A Study of PLTD Telaga, Gorontalo Province Matalapu, Irawan; Mohamad Jahja; Daud Yusuf
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 9 No. 1 (2025): Edisi Bulan Januari
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jgel.v9i1.16851

Abstract

Seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat, kebisingan telah menjadi masalah serius yang terus dalam lingkungan pemukiman perkotaan.  Berbagai aktivitas manusia seperti transportasi, konstruksi, industri, serta kegiatan komersial berkontribusi signifikan terhadap kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Telaga, Provinsi Gorontalo, serta distribusinya pada area pemukiman di sekitarnya menggunakan pendekatan geospasial. Kebisingan dari operasional PLTD Telaga berpotensi memberikan dampak negatif pada kualitas hidup masyarakat, terutama terkait gangguan kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini menggabungkan metode pengukuran kebisingan dengan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memetakan distribusi kebisingan. Pengukuran dilakukan pada berbagai titik di sekitar PLTD dan pemukiman dengan menggunakan Sound Level Meter. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengetahui tingkat kebisingan pada waktu beban normal dan beban puncak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di area kerja PLTD secara signifikan melebihi ambang batas yang diperbolehkan, yaitu mencapai 109-110 dBA, sementara kebisingan di area pemukiman bervariasi antara 50-77 dBA. Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa distribusi kebisingan tertinggi berada di area sekitar mesin PLTD dan sebagian kecil area pemukiman terdekat. Temuan ini menunjukkan perlunya tindakan mitigasi seperti pengaturan jam kerja, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan perbaikan tata ruang untuk mengurangi dampak kebisingan terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan tata ruang kota dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik di sekitar area PLTD Telaga.
DAYA DUKUNG AIR DAN DISTRIBUSINYA DI KABUPATEN GORONTALO, PROVINSI GORONTALO Matalapu, Irawan
Jurnal ENMAP (Environment and Mapping) Vol. 6 No. 01 (2025): Maret 2025, Jurnal ENMAP
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Water is a natural resource that is very important for life, both for domestic needs, agriculture, industry, and natural ecosystems. Along with the increasing population and economic activities, the need for water is increasing. This study aims to evaluate the status of domestic water carrying capacity and its distribution in Gorontalo Regency. Determination of water carrying capacity is done by comparing water availability and water demand. Water carrying capacity is calculated according to the method stipulated in Permen LH No. 17 of 2009 combined with spatial distribution using the Guidelines for Determining Regional DDDTLH by KLHK in 2019. The results showed that the existing water availability in Gorontalo district reached 1,376,746,875 m3/year and the water demand reached 669,190,400 m3/year. based on the criteria of Permen LH No. 17 of 2009, the status of water carrying capacity in Gorontalo district is declared surplus. The projection of water carrying capacity for the next 10 years Gorontalo Regency will remain in surplus condition. The spatial distribution of the existing water carrying capacity in Gorontalo Regency shows that there are areas that have a deficit carrying capacity status. However, this condition does not affect the overall status of water carrying capacity as long as water resources management is carried out properly.