Luka bakar merupakan salah satu kondisi medis darurat yang sering terjadi di masyarakat dan membutuhkan penanganan cepat untuk mencegah komplikasi serius, seperti infeksi, kerusakan jaringan lebih lanjut, hingga kecacatan permanen. Penanganan pertama yang tepat dapat menjadi faktor kunci dalam menentukan tingkat keparahan luka dan proses pemulihan korban. Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penanganan pertama luka bakar sering kali menyebabkan tindakan yang keliru, seperti penggunaan bahan yang tidak steril (mentega, pasta gigi, atau minyak) yang justru memperburuk kondisi luka. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang langkah-langkah penanganan pertama pada kasus luka bakar melalui pendekatan edukasi kesehatan berbasis bukti ilmiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner kepada 30 responden di wilayah perkotaan dan pedesaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 35% responden yang memiliki pemahaman yang baik tentang penanganan pertama luka bakar, sementara 65% lainnya menunjukkan pemahaman yang kurang atau salah. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya program edukasi yang terstruktur, termasuk penyuluhan kesehatan, kampanye media, dan pelatihan langsung tentang penanganan luka bakar. Dengan edukasi yang lebih luas dan efektif, diharapkan masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama yang benar, seperti membasuh luka dengan air mengalir selama 10-20 menit, menghindari bahan berbahaya, dan melindungi luka dengan kain bersih, sehingga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan mempercepat proses penyembuhan.
Copyrights © 2024