Rhizophora apiculata merupakan jenis mangrove yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Potensi ini dihasilkan oleh kandungan metabolit sekunder yang dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, usia, dan beragam faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pelarut terbaik ekstrak R. apiculate berdasarkan parameter toksisitas dan antibakteri. R. apiculata yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari daerah Kuala Langsa dan Pulau Telaga Tujuh (Aceh Timur), dengan ukuran diameter pohon yang berbeda (2,4; 4,8; 5; 13; 23,3; & 26 cm). Ekstraksi dengan pelarut metanol 99,8% (MeOH) dan etanol 99,9% (EtOH) dilakukan dengan maserasi (3x24 jam), ekstraksi dengan pelarut akuades dilakukan dengan perebusan (15 menit pada suhu 85-90°C). Ekstraksi menggunakan perbandingan 10:1 (v/w) dengan 2 g serbuk simplisia dan 20 mL pelarut. Uji toksisitas dilakukan dengan metode brine shrimp lethality assay dan uji antibakteri menggunakan metode disk diffusion assay. Uji toksisitas menunjukkan ekstrak etanol memiliki nilai toksisitas tertinggi dengan nilai LC50 sebesar 26,879 μg/mL. Ekstrak akuades menghasilkan zona hambat tertinggi dengan nilai 11,37±0,85 mm pada bakteri Escherichia coli dan 17,67±1,19 mm pada bakteri Staphylococcus aureus. Hasil ANOVA dua arah menunjukkan pelarut berpengaruh nyata terhadap zona hambat bakteri (p<0,05), sementara diameter pohon tidak berpengaruh nyata (p<0,05). Ekstrak pelarut etanol menghasilkan nilai toksisitas tertinggi, sedangkan ekstrak pelarut akuades menghasilkan zona hambat terbesar.
Copyrights © 2025