Anti Aging atau penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya, bisa terjadi pada siapa saja. Proses penuaan dini ini banyak terjadi pada manusia yang berada di daerah beriklim tropis dengan intensitas matahari paparan sinar matahari yang tinggi. Proses Anti Aging ini banyak terjadi dialami Ketika usia dewasa sekitar usia 30-an. Di Indonesia hampir 57% wanita sudah menyadari tanda penuaan dini diusia 25 tahun. Proses penuaan dini biasanya ditandai dengan munculnya garis halus atau keriput wajah. Faktor terjadi anti Aging ini terjadi meliputi faktor keturunan, kejiwaan, dan daya tahan tubuh dan paparan sinar ultraviolet (UV). Karena hal inilah diperlukan pencarian senyawa “Anti Aging” dari bahan alam. Dipesisir laut Jepara terdapat rumput laut yaitu rumput laut coklat (Sargassum polycystum) yang kandungan flavonoid. Dimana senyawa yang yang bertanggung jawab sebagai “Anti Aging”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anti aging dari fraksi n-heksan, etil asetat, butanol, air dari ekstrak etanol 60 % rumput laut coklat. Aktivitas anti aging dilihat dari kemampuan antioksidan dan tabir surya. Semakin besar aktivitas antioksidan maka semakin besar nilai SPF nya. Rumput laut coklat di ekstraksi dengan metode ultasonic assisted extraction (UAE) kemudian dilakukan fraksinasi cair-cair dengan tingkat kepolaran pelarut yang berbeda yaitu n-heksan, etil asetat, butanol dan air. Selanjutnya dilakukan uji bioaktivitas antioksidan dan tabir surya pada fraksi. Hasil penelitian menunjukkan fraksi yang terbaik dan poten aktivitas anti aging adalah fraksi etil asetat dengan aktivitas antioksidan IC50 8.59, Aktivitas Tabir Surya dilihat nilai SPF 18.60; % eritema 0.541 dan % pigmentasi 4.567 termasuk kategori Proteksi Ultra-Sunblock
Copyrights © 2025