Perubahan peran trotoar sebagai jalur pejalan kaki kini mencerminkan praktek ruang sosial yang menggambarkan budaya dan interaksi di Kota Gorontalo. Menggunakan kerangka teori ruang sosial dari Henri Lefebvre, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana trotoar lebih dari sekadar jalur pejalan kaki, melainkan menjadi arena sosial yang kompleks. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling untuk pengambilan data, di mana data dikumpulkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dengan pendekatan kualitatif studi kasus, penelitian ini berhasil mengungkapkan makna dan peran trotoar dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari penyalahgunaan ruang untuk parkir sembarangan hingga interaksi antara mahasiswa, penduduk lokal, dan pengguna lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trotoar, yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki, sering disalahgunakan untuk aktivitas lain seperti berdagang dan parkir, terutama pada sore dan malam hari. Fenomena ini disebabkan oleh faktor ekonomi dan lokasi strategis, namun menyebabkan kemacetan dan mengganggu fungsi utama trotoar sebagai ruang publik bagi pejalan kaki.
Copyrights © 2024