Perempuan yang sebelumnya tanggung jawabnya hanya sebatas tugas rumah tangga kini menjalani kehidupan yang berbeda. Saat ini, perempuan sudah mandiri secara ekonomi, memiliki beragam profesi, dan aktif terlibat dalam pendidikan. Pendidikan adalah alat penting yang berkembang dari penyampaian pengetahuan hingga penanaman kesadaran. Pendidikan Islam terkait dengan gerakan gender karena banyak filsuf, khususnya di era modern, yang terpengaruh oleh keduanya dalam aktivitas umat Islam di seluruh dunia. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi laki-laki dan perempuan, bahkan di hadapan Allah. Tradisi Jahiliyah yang begitu seksis terhadap perempuan diberantas oleh Islam. Pria dan wanita dianggap sebagai ciptaan Allah yang setara dalam Islam; keduanya dibolehkan bertasarruf bahkan saling melengkapi dan menuntut. Sebagai rahmatan lil Alamin, Islam mengangkat perempuan pada posisi terhormat. Diskriminasi peran dan dikotomi tidak terjadi antara laki-laki dan perempuan. Menurut Al-Qur'an, orang beriman, apa pun jenis kelaminnya, mempunyai kedudukan yang setara di mata Allah. Oleh karena itu, keduanya wajib memperoleh kedudukan yang sama di mata Allah, dan dinyatakan setara dalam menerima rahmat Allah. Seorang wanita boleh bersekolah tanpa mahram, dengan syarat terjamin kehormatan dan keselamatannya serta tidak menimbulkan kemaksiatan. Perempuan diperbolehkan bekerja selama jangka waktu kontrak kerja atau ketika pekerjaan menuntutnya, asalkan standar agama dan moral dijunjung tinggi. Akibatnya, perempuan tidak menghadapi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan selama tugas mereka dilakukan dalam lingkungan yang sopan dan penuh rasa hormat; mereka juga diperbolehkan menjalankan agamanya dan dapat menghindari dampak buruk terhadap lingkungan dan diri mereka sendiri. Mengabaikan perempuan dan tidak melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat berarti menyia-nyiakan potensi masyarakat.
Copyrights © 2024