Penggunaan batubara sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik di Indonesia masih mendominasi, namun kandungan moisture yang tinggi dalam batubara menurunkan efisiensi pembakaran dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Penelitian ini mengkaji efektivitas solar dryer berbentuk greenhouse untuk menurunkan moisture dalam batubara dan dampaknya terhadap efisiensi operasional pembangkit. Dari tiga variasi pengeringan, solar dryer dengan atap akrilik dan sirkulasi udara alami menunjukkan hasil terbaik dengan penurunan moisture sebesar 12,2% pada sampel 2 kg ukuran 5 cm dan 10,5% pada ukuran 0,475 cm pada irradiation rata-rata 686 W/m². Penggunaan atap akrilik dengan sirkulasi udara paksa menurunkan moisture sebesar 10,1% dan 11%, sedangkan atap galvalume dengan sirkulasi paksa menurunkan moisture masing-masing sebesar 5% dan 5,8%. Solar dryer berbahan akrilik menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan pengeringan terbuka, terutama pada sampel 5 cm, dengan peningkatan kinerja sebesar 153% dan 137% untuk sirkulasi alami, serta 116% dan 141% untuk sirkulasi paksa pada berat sampel 1 kg dan 2 kg. Solar dryer ini berpotensi menghemat biaya produksi listrik hingga Rp97 juta per hari dan mengurangi emisi CO2 antara 76,03 hingga 185 tonCO2e tergantung jenis solar dryer yang digunakan.
Copyrights © 2025