Peran budaya sangat mempengaruhi perilaku, keinginan, naluri, cara berfikir, persepsi, nilai, dan preferensi seseorang. Perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya merupakan fenomena yang menarik, terutama dalam konteks pandemi COVID-19 yang telah mengubah banyak aspek kehidupan masyarakat[1]. Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan pusat ekonomi, mengalami dampak yang signifikan selama periode ini. Bahkan perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya sangat terasa baik saat pandemi maupun pasca pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya saat pandemi dan pasca pandemi, untuk mengidentifikasi bagaimana pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya, dan untuk menelaah dampak yang diakibatkan dari perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya. Penelitian ini di design dengan jenis penelitian campuran, yaitu penelitian campuran (mix method), dengan pendekatan deskriptif. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik Wawancara, Dokumentasi, dan Kuesioner. Analisa data untuk data kualitatif digunakan standart prosedur analisa data model Miles dan Huberman, yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. sedangkan untuk data kuantitatif menggunakan partial least square (PLS). Ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya saat pandemi dan pasca pandemi masing-masing sebesar 98,8 % saat pandemi dan 81,9% pasca pandemi. Pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya teridentifikasi bahwa Usia di bawah 20 tahun rata-rata memilih makan di rumah, pesan online, dan makan sambil nongkrong. Sedangkan hiburan lebih suka online (medsos/game) dan nongkrong. Untuk hunian lebih prefer rumah. Sementara kendaraan cenderung yang berbahan bakar daripada listrik. Sementara elektronik lebih cenderung android daripada aple. Usia 21 – 40 tahun rata-rata memilih makan dengan pesan online, dan makan sambil nongkrong. Sedangkan hiburan lebih suka online (medsos/game) dan ke tempat wisata. Untuk hunian lebih prefer rumah. Sementara kendaraan cenderung yang berbahan bakar daripada listrik. Sementara elektronik lebih cenderung aple daripada android. Usia 41 – ke atas tahun rata-rata memilih makan di rumah dan makan di luar dengan keluarga. Sedangkan hiburan lebih suka ke tempat wisata. Untuk hunian lebih prefer rumah. Sementara kendaraan cenderung yang berbahan bakar daripada listrik. Sementara elektronik lebih cenderung android daripada aple. Tenelaah dampak yang diakibatkan dari perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya. Setelah ditelaah dengan metode miles dan hubner, dampak yang diakibatkan oleh perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah di Surabaya sangat posistif di sektor: Sektor Bisnis Kuliner, Sektor Bisnis Hiburan, Sektor Platform Start Up. [1] Ahmad Fathoni. (2019). DAMPAK COVIC 19 DAN KEBIJAKAN PSBB PEMERINTAH TERHADAP UMKM DI WIYUNG SURABAYA. Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah, 3(1), 30-69. Retrieved from https://e-jurnal.stail.ac.id/index.php/dinar/article/view/126
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024