Problematic internet use adalah suatu perilaku ketidakmampuan seseorang untuk mengontrol penggunaan internet yang dapat tampak dalam tekanan psikologis dan dapat memperburuk fungsi seseorang dalam keseharian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku problematic internet use pada penggemar Korean Pop (K-Pop). Subjek pada penelitan ini adalah 90 orang penggemar K-pop berusia 18-25 tahun, dengan penentuan sampel menggunakan non-probability sampling dengan metode accidental sampling. Alat ukur menggunakan Problematic Internet Use Questionnaire (PIUQ) yang dikembangkan oleh Demetrovics dan di adaptasi dengan kedalam bahasa Indonesia oleh Widyastuti dan Agriyani (0,892). Penelitian ini menggunakan uji deskriptif dengan hasil didapatkan bahwa responden cenderung masuk kedalam problematic internet use rendah. Artinya, penggemar mampu untuk mengontrol penggunaan internetnya. Sementara penelitian ini hanya berfokus pada hasil penggemar yang termasuk dalam problematic interent use tinggi untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh. Penggemar yang termasuk dalam problematic internet use tinggi masih kesulitan untuk mengontrol dan menurunkan intensitas dalam penggunaan internetnya. Berdasarkan hasil penelitian, problematic internet use dapat berkembang karena adanya motif dan expectencies (positve dan avoidance). Di mana, pada penelitian ini motif media sosial dan penggemar yang membutuhkan hiburan secara bersamaan menjadi faktor terbentuk dan memperkuat perilaku problematic internet use. Peneliti penyarankan untuk mematikan notifikasi, menggunakan aplikasi pembatas waktu serta memprioritaskan untuk beraktivitas secara offline.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025