Industri tahu di Semanan, Jakarta Barat, menghasilkan air limbah dengan kandungan bahan organik tinggi yang meningkatkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), dan kekeruhan. Penelitian ini menguji efektivitas biji trembesi sebagai biokoagulan alami dalam menurunkan kadar pencemar organik tersebut. Percobaan dilakukan menggunakan metode jar test pada skala laboratorium dengan variasi dosis biokoagulan (1, 1,5, 2 gr/L), ukuran butiran 80 mesh, dan waktu flokulasi (10, 20, 30 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji trembesi mampu menurunkan kadar pencemar dengan hasil penyisihan optimal pada dosis 2 gr/L dan waktu flokulasi 30 menit, dengan TSS turun dari 325 mg/L menjadi 213 mg/L (35%), COD dari 2.143 mg/L menjadi 552,72 mg/L (74%), BOD dari 600 mg/L menjadi 200 mg/L (67%), dan kekeruhan dari 271 NTU menjadi 170 NTU (37%). Penurunan ini menunjukkan bahwa biji trembesi mengandung senyawa fitokimia seperti tanin dan flavonoid yang efektif dalam proses koagulasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa parameter pencemar memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014, namun belum sepenuhnya sesuai dengan standar yang lebih ketat yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 69 Tahun 2013.
Copyrights © 2024