Kram dan nyeri haid saat menstruasi disebut dismenore. Jumlah kejadian dismenore di seluruh dunia mencapai 90%, sekitar 70-90% kasus terjadi saat remaja. Di Indonesia, 112.657 jiwa (69,35%) mengalami dismenore. Dismenore yang tidak diatasi dapat mengganggu aktivitas remaja. Usia menarche, lama menstruasi, siklus menstruasi, status gizi, aktivitas fisik, riwayat keluarga dan ketidakseimbangan hormon memengaruhi dismenore. Dismenore lebih berisiko terjadi pada orang dengan status gizi underweight dan obesitas. Selain itu, keteraturan aktivitas fisik juga mempengaruhi dismenore. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan status gizi dengan kejadian dimenore pada remaja putri. Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik Multistage Random Sampling, dengan jumlah 75 orang, yang terdiri dari siswi kelas X dan XI di SMAS Muhammadiyah 2 Wuluhan, SMKS 01 Diponegoro, dan MA 03 Ma’arif Wuluhan. Cara pengambilan data dengan mengisi kuesioner. Data aktivitas fisik dikumpulkan melalui kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data status gizi didapatkan melalui cara pengukuran berat badan dan tinggi badan, lalu menggunakan IMT/U untuk mengetahui status gizi. Data dismenore didapatkan melalui kuesioner Skala Nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Analisis statistik dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian dismenore (p=0.41). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore (p=0,250) pada siswi SMA. Kata Kunci : aktivitas fisik, status gizi, dismenore, remaja
Copyrights © 2024