Penelitian ini bertujuan menggambarkan dan menganalisis secara faktual tentang kepercayaan diri remaja yang mengalami tindak kekerasan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian adalah remaja siswa SMKN di Jakarta Timur sebagai informan kunci dan tiga informan pendukung yaitu ibu kandung, teman sebaya, dan guru BK. Proses penjaringan informan menggunakan Instrument Child Abuese Screening Tools-Children’s Version (ICAST-CH). Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori kepercayaan diri yang terdiri dari aspek kognitif, afeksi, dan behavioral. Hasil penelitian pada faktor penyebab tindak kekerasan yaitu sifat tempramental, kesalahpahaman, kesalahan subjek penelitian, dan triger parenting. Dampak yang dirasakan yaitu merasa takut dan gemetar jika berhadapan dengan orang yang meninggikan nada suaranya serta tidak ingin memiliki pasangan seperti ayahnya. Secara kognitif gambaran kepercayaan diri subjek saat ini berprestasi dikejuaraan silat tingkat sekolah, namun kesulitan dalam menunjukkan prestasi di kelas karena subjek memiliki pengalaman pernah dibentak ketika belajar dan merasa tidak fokus belajar di rumah disebabkan orang tua sering bertengkar sehingga prestasi belajar belum optimal. Aspek afeksi subjek mampu mengidentifikasi suasana hati dan memiliki keyakinan yang optimis. Subjek tidak menyukai penampilan fisiknya yang obesitas sehingga mengalami bullying. Pada aspek behavioral subjek sudah mampu menjalin hubungan sosial dan berbicara di depan umum namun kesulitan dalam menjalin hubungan romantis dengan lawan jenis. Tindak kekerasan yang dilakukan ayahnya membuat subjek memiliki perspektif bahwa semua laki-laki sama saja, tidak mampu menghargai, kasar, keras, dan tidak mau kalah. Kata Kunci: Kekerasan pada anak, Orang tua, Kepercayaan diri, Remaja
Copyrights © 2024