Salah satu dari sekian banyak strategi pengajaran yang dapat membantu siswa menjadi lebih melek matematika adalah Flipped Classroom. Flipped Classroom dapat meningkatkan harga diri siswa, menyediakan suasana belajar yang lebih positif, dan meningkatkan pemahaman konseptual mereka. Penelitian ini berupaya untuk memastikan bagaimana kapasitas siswa untuk menggunakan literasi matematika untuk memecahkan masalah PISA dipengaruhi oleh penerapan pendekatan pembelajaran Flipped Classroom. Teknik yang digunakan adalah metodologi penelitian kuantitatif. Tes Konfigurasi penelitian kuantitatif yang digunakan disebut Pra-Eksperimental One Group Pretest-Posttests Design. Alat penelitian untuk penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan ujian berdasarkan masalah PISA asli yang tersedia di situs web resmi PISA. Namun, uji Shapiro-Wilk, yang merupakan uji kenormalan data yang digunakan dalam proses analisis data, menghasilkan nilai signifikansi 0,002 yang mana nilai tersebut < 0,05, maka dapat dipastikan bahwa data tidak berdistribusi normal. Statistik nonparametrik, khususnya uji Wilcoxon digunakan untuk mengevaluasi hipotesis yang dikembangkan karena data tidak terdistribusi normal. Dengan menggunakan uji Wilcoxon, uji hipotesis menghasilkan nilai 0,001, atau kurang dari 0,05 (α). Hasil uji Wilcoxon, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan secara statistik dalam keterampilan literasi matematika siswa ketika strategi pembelajaran kelas terbalik diterapkan, menolak hipotesis nol. Nilai N-Gain dari data Pra-Tes dan Pasca-Tes yang dikumpulkan kemudian diuji oleh peneliti. Nilai 0,3410 diperoleh dari hasil uji nilai N-Gain. Nilai N-Gain yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan metode flipped classroom yang diterapkan mampu menghasilkan peningkatan yang cukup signifikan, menunjukkan tingkat efektivitas sedang.
Copyrights © 2024