Tenun Siak pertama kali dikenalkan di kerajaan Siak oleh Wan Binti Karim seorang pengrajin dari kerajaan Trengganu Malaysia atas utasan Sultan Sayid Ali. Dari sinilah awal mula tenun dikenal oleh masyarakat Siak sampai sekarang. Di dalam Tenun atau songket selalu  terdapat motif dimana setiap motif yang ada didalam tenun tersebut memiliki makna tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari motif tenun siak dan sejarah tenun siak. Metode yang peneliti gunakan yaitu metode historis dengan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian adalah informan yang mengerti tentang objek penelitian. Sumber data yang diambil berbentuk catatan atau rekaman yang berasal dari informan yang diwawancarai, dokumentasi dan studi kepustakaan dan  foto dari kain tenun siak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wan Binti Karim dari kerajaan Terengganu Malaysia pertama kali memperkenalkan pakaian Melayu dari tenun Siak, yang dibawa ke Siak atas perintah Sultan Sayid Ali. Tengku Maharatu, istri Sultan Syarif Kasim II, adalah salah satu wanita Melayu yang berkontribusi pada perkembangan tenun songket Melayu Siak. Pakaiannya terdiri dari empat jenis pakaian: pakaian sehari-hari, pakaian semi-formal, pakaian resmi, dan pakaian pengantin. kain tenun songket Melayu Siak memiliki banyak corak dan motif yang berasal dari flora, fauna, dan alam. Motif-motif ini mengandung makna dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Melayu Siak. Motif flora pada tenun songket Siak seringkali dikaitkan dengan kesuburan yang melambangkan harapan akan kehidupan yang berkelanjutan dan penuh keberkahan, keindahan alam yang menunjukkan rasa syukur dan penghormatan terhadap alam sebagai sumber kehidupan, motif flora juga mencerminkan nilai-nilai moral yang tinggi dan penting dalam masyarakat Siak. Menurut masyarakat Melayu Riau, seni motif hias yang berasal dari hewan melambangkan hal-hal seperti kegagahan, kecerdikan, kasih sayang, kedamaian, kebebasan, dan kesuburan. Motif yang berasal dari benda-benda alam dapat digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, kepedulian terhadap lingkungan, dan kesederhanaan. Tujuh corak dasar digunakan dalam pakaian Melayu Siak: pucuk rebung, tampuk manggis, siku keluang, bunga cengkih, semut beriring, itik pulang petang, dan awan larat.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025