Prevalensi urolithiasis bervariasi di setiap daerah, dengan angka kejadian batu ginjal di Gorontalo mencapai 0,6%. Salah satu faktor utama yang memengaruhi terjadinya urolithiasis (batu saluran kemih) adalah kurangnya asupann air minum. Asupan air minum yang kurang dapat menyebabkan volume urine berkurang sehingga tidak cukup untuk membuang zat sisa metabolisme, dan mengurangi saturasi urine. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan air minum dengan kejadian urolithiasis di RSUD Toto kabila. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Jumlah Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien poli urologi yang berjumlah 64 pasien. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel yaitu 55 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan air minum dengan kejadian urolithiasis, dengan hasil yang didapatkan nilai chi-square sebesar 0.00 (p < 0.05%). Dari total 55 responden, 39 orang (70,91%) mengalami urolithiasis, dengan mayoritas berasal dari responden yang memiliki konsumsi air minum <2000 ml/hari 32 orang (58,18%). Saran dalam penelitian ini diharapkan masyarakat untuk dapat diberikan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang cukup, terutama di daerah beriklim panas seperti di Gorontalo yang meningkatkan risiko dehidrasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025