Desa Sriminosari di Lampung Timur mengalami beberapa permasalahan, di antaranya minimnya komunikasi antara tokoh agama (ulama) dan pemerintah setempat (umaro), pemahaman tentang moderasi beragama yang masih terbatas, serta belum tersedianya forum resmi untuk berdialog. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkuat komunikasi antara ulama dan umaro, meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama berdasarkan prinsip Ahlussunnah Wal Jama'ah An Nahdliyah (ASWAJA), membentuk forum dialog resmi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kerja sama. Program unggulan bernama FORSILUM (Forum Silaturahmi Ulama dan Umaro) diadakan pada 24 Februari 2025 di Masjid Baiturrahim, Dusun 4. Metode yang diterapkan adalah ABCD (Asset-Based Community Development), dengan lima tahapan utama: Discovery, Dream, Design, Define, dan Destiny. Pendekatan ini menjamin bahwa program berfokus pada pemanfaatan aset lokal dan melibatkan partisipasi aktif warga. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman tentang moderasi beragama serta terjalinnya sinergi antara ulama dan umaro melalui FORSILUM. Masyarakat juga semakin memahami pentingnya kolaborasi dalam menciptakan desa yang harmonis. FORSILUM direncanakan untuk diadakan secara berkala setiap 2-3 bulan sekali sebagai sarana dialog berkelanjutan. Diharapkan, program ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menciptakan kehidupan beragama yang moderat dan harmonis.
Copyrights © 2025