Emisi karbon gas rumah kaca (GRK) bukanlah masalah baru yang dihadapi oleh masyarakat internasional. WRI (World Resource Institute) pada tahun 2014 menempatkan Indonesia pada posisi enam besar dunia sebagai negara penghasil emisi karbon terbesar dengan tingkat emisi sebesar 1,981 miliar ton per tahun. Penelitian ini menganalisis pengaruh nilai tambah sektor industri manufaktur, keterbukaan perdagangan (TO) dan konsumsi energi terbarukan terhadap emisi karbon di Indonesia periode 2004-2023 dengan menggunakan model VECM (Vector Error Correctin Model). Hasil uji kausalitas menunjukkan bahwa nilai tambah manufaktur, keterbukaan perdagangan dan konsumsi energi terbarukan tidak berpengaruh terhadap emisi karbon. Hasil uji VECM menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterbukaan perdagangan dan emisi karbon dalam jangka panjang, namun tidak demikian, lain halnya dengan nilai tambah manufaktur dan konsumsi energi terbarukan. Hasil estimasi VECM jangka pendek menunjukkan bahwa variabel nilai tambah industri manufaktur dan konsumsi energi terbarukan memiliki pengaruh terhadap variabel emisi karbon.
Copyrights © 2025