Fungsi otak diklasifikasikan menjadi fungsi berpikir dan kognitif tergantung penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Diantara faktor-faktor tersebut, penyakit penyerta memegang peranan yang sangat penting. Peran diabetes dalam degenerasi saraf telah dikonfirmasi oleh teknik pencitraan dan studi neuropatologis. Paparan gula darah tinggi secara kronis dapat memperburuk fungsi kognitif. Masalah kesehatan mengganggu fungsi fisiologis mereka yang mengakibatkan penurunan kognitif disebabkan faktor usia, jenis kelamin, depresi, kecemasan, dan diabetes melitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan kadar gula darah dengan tingkat kognitif pada lansia yang menderita diabetes mellitus tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif yang menggunakan metode analitik korelasi. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Klinik Penyakit Dalam RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang pada tanggal 8-26 Juli 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia yang mengalami Diabetes Mellitus Tipe II sebanyak 87 kasus. Cara menentukan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin didapatkan 51 Responden. Tehnik sampling penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi. Analisis penelitian berdasarkan analisa univariat dan analisa bivariat korelasi uji rank spearman. Hasil penelitian ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antara tingkat stres (p- value = 0,004) dan kadar gula darah (p-value = 0,007) dengan tingkat kognitif pada lansia yang menderita diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang Tahun 2024. Diharapkan bagi instansi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan akses pelayanan lansia untuk meningkatkan wawasan dan mencari informasi tentang pengaruh tingkat stres dan kadar gula darah dengan tingkat kognitif yang terjadi pada lansia yang menderita diabetes mellitus.
Copyrights © 2025