Pemuda selalu memiliki distingsi dalam memilih jenis pekerjaan dan karier untuk melanjutkan lintasan hidupnya. Contoh pilihan tersebut adalah melanjutkan karier sebagai musisi DIY. Dalam praktiknya, pilihan untuk melanjutkan karier di musik DIY seringkali harus dinegosiasikan dengan berbagai hal, mulai dari latar belakang sosial ekonomi pemuda yang mempraktikkannya hingga demografi kota tempat mereka tinggal. Artikel ini bertujuan untuk menyajikan strategi musisi DIY di kota kabupaten, Purwokerto yang terletak di Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan biografi. Informan dalam artikel ini adalah 20 orang praktisi musik DIY di Purwokerto yang diwawancarai secara mendalam pada bulan Mei 2023 hingga Mei 2024. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode critical insider, dan menghasilkan 9 data representasi dari 2 kolektif yang diteliti dalam artikel yaitu Heartcorner Collective dan Voicehell. Temuan artikel ini adalah pilihan kemiskinan disebakan karena dua hal. Pertama kegagalan transisi pendidikan menuju kerja dan kedua keadaan kota yang tidak bisa menyediakan ruang untuk bekerja bagi para pemuda yang memilih menggunakan modal sosialnya sebagai musisi DIY. Keadaan tersebut membuat para pemuda harus menerapkan pemaknaan kerja dan karier dalam praktik bermusik mereka. Hasil dari penelitian adalah terdapatnya strategi yang diterapkan oleh para musisi DIY berupa melakukan juggling work dan menegosiasikan otentisitas DIYnya. Hal tersebut merupakan pilihan paling wajar untuk memisahkan pemaknaan terhadap kerja atau karier terhadap praktik bermusik DIY, sehingga para musisi DIY tetap dapat melanjutkan lintasan hidupnya melalui praktik bermusik DIY.
Copyrights © 2025