<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi Tuhan dalam puisi religius karya tiga penyair Indonesia terkemuka: Aan Mansur, Chairil Anwar, dan Sapardi Djoko Damono. Melalui pendekatan kualitatif dan metode analisis teks serta analisis komparatif, penelitian ini mengungkapkan bagaimana ketiga penyair tersebut menggambarkan Tuhan dengan cara yang berbeda, mencerminkan berbagai dimensi spiritual, eksistensial, dan filosofis. Puisi "Tuhan di Kedai Kopi" karya Aan Mansur menggambarkan Tuhan sebagai entitas yang ambigu, seringkali hadir dalam bentuk penderitaan, keraguan, dan keterasingan, serta menyelipkan kritik sosial terhadap ketidakadilan struktural. Sementara itu, puisi "Doa" karya Chairil Anwar menawarkan representasi Tuhan yang lebih intim dan personal, di mana Tuhan hadir sebagai cahaya kecil yang samar-samar, menjadi sumber harapan di tengah kegelapan dan kerapuhan manusia. Puisi "Dalam Doaku" karya Sapardi Djoko Damono menampilkan Tuhan yang harmonis dengan alam dan waktu, hadir dalam setiap fase kehidupan sebagai sumber ketenangan, keteguhan, dan ketegaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi Tuhan dalam puisi religius tidak hanya mencerminkan iman dan spiritualitas penyair, tetapi juga konteks sosial, budaya, dan historis yang melatarbelakanginya. Ketiga puisi ini menawarkan perspektif yang beragam tentang Tuhan, mulai dari penderitaan dan keterasingan hingga harapan dan keteguhan. Melalui bahasa simbolis dan metaforis, puisi religius menjadi medium yang kuat untuk mengekspresikan dan merenungkan hubungan manusia dengan yang Ilahi, serta merespons kebutuhan manusia akan makna dan ketenangan dalam kehidupan yang semakin kompleks. Penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemahaman tentang spiritualitas dalam konteks sastra dan budaya Indonesia, serta menegaskan relevansi puisi religius sebagai sarana dialog spiritual yang memperkaya pemahaman tentang Tuhan.]]>
Copyrights © 2025
