Prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun 2022. Sumatera Selatan angka stunting sebesar 24,8%. Angka stunting ini belum mencapai target nasional sebesar 14%. Untuk mencapai target tersebut, tentunya perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya pencegahan ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan peran keluarga sebagai aspek paling dasar yang sangat mempengaruhi keberhasilan intervensi langsung seperti pemberian makan dan penyakit infeksi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional bertujuan untuk melakukan pemodelan keluarga pencegahan stunting di Kota Palembang. Penelitian berlokasi di Kota Palembang yaitu di kecamatan ini terpilih secara random dari 18 kecamatan atau sebesar 20% dari total cluster. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak balita usia 24-59 bulan dan berdomisli di 4 kecamatan terpilih yaitu Kecamatan Sako, Kecamatan Ilir Barat 1, Bukit Kecil dan Kecamatan Alang-alang Lebar Kota Palembang. Analisis yang dilakukan adalah analisis multivariat model prediksi. Faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi stunting pada penelitian ini faktor anak sebanyak 55,4 % terkategori baik, faktor ayah 1,5% terkategori baik, faktor ibu 51,5% terkategori baik, sanitasi 84,6% terkategori baik, pola makan sebanyak 25,4% terkategori baik dan penyakit infeksi sebanyak 85,4% terkategori baik. Terdapat sebanyak 14,6% keluarga sudah merupakan keluarga pencegahan stunting. Berdasarkan hasil pemodelan diketahui bahwa pendidikan ayah merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan keluarga pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan masih banyak keluarga di Indonesia merupakan keluarga dengan budaya patriarki sehingga masih didominasi oleh para ayah dalam pembuatan keputusan keluarga.
Copyrights © 2025