Masalah dalam sistem kendali seperti akses yang sulit, lokasi yang ekstrem, atau jarak yang jauh untuk memberikan perintah dapat diselesaikan dengan menggunakan solusi Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA). Sistem SCADA memungkinkan pengguna untuk memantau proses produksi secara langsung tanpa perlu berada di lokasi. Sistem ini juga meningkatkan transparansi data di semua lapisan, sehingga setiap kegagalan dalam proses produksi dapat diawasi dan diketahui dengan jelas oleh insinyur untuk segera ditangani. Teknologi SCADA telah berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, meskipun menawarkan peluang besar, teknologi ini juga menghadirkan tantangan bagi industri di Indonesia, terutama industri kecil dan menengah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membangun sistem SCADA yang dapat diakses oleh industri kecil dan menengah. Sistem ini menggunakan Programable Logic Controler (PLC) sebagai pengendali dan Human Machine Interface (HMI) sebagai antarmuka di Remote Terminal Unit (RTU), serta mengirimkan data ke pusat Master Terminal Unit (MTU) untuk dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh menggunakan teknologi Industrial IoT dengan protokol Message Queueing Telemetry Transport (MQTT). Variabel yang digunakan dalam sistem ini adalah suhu pada RTU 1 dan kecepatan putar pada RTU 2, dengan tujuan untuk mengukur durasi komunikasi dan keakuratan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi antara alat ukur dan sensor sistem mencapai 98,6% pada RTU 1 dan 100% pada RTU 2. Akurasi komunikasi antar lapisan mencapai 100%, dengan durasi komunikasi real-time antar lapisan sebesar 0,324 detik, dan efisiensi biaya sekitar 80,6%. Berdasarkan hasil pengujian, sistem SCADA ini disimpulkan dapat diandalkan, mudah direplikasi, dan direkonfigurasi.
Copyrights © 2025