Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi tindakan dan lain-lain. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan tradisi “Mappatettong Bola”. Hasil dari penelitian dalam tradisi "Mappatettong Bola" suku Bugis di Muara Pagatan, berbagai elemen simbolis digunakan dalam ritual mendirikan rumah, seperti Majang (bunga kelapa), Kaluku (kelapa), Kaeng Onyi (kain kuning), dan Passili (daun setawar). Majang melambangkan rezeki, Kaluku simbol kehidupan dan kesuburan, sedangkan Kaeng Onyi dan Passili memiliki makna spiritual terkait perlindungan dan kesejahteraan. Elemen lainnya seperti Manu’ (ayam), Berre Pulu (beras ketan), Otti (pisang), Apang (kue), Loa-loa (kendi), Tello (telur), dan Golla Cella (gula merah) juga digunakan sebagai simbol kehidupan, kebersamaan, keberuntungan, serta doa untuk keberkahan dan perlindungan. Implikasi tradisi mendirikan rumah dalam etnopedagogi terkait dengan penerapan nilai budaya lokal dalam pendidikan. Tradisi ini mengajarkan keterampilan praktis, kerjasama, dan rasa hormat terhadap alam, yang dapat diterapkan dalam pendidikan berbasis konteks budaya. Etnopedagogi juga menekankan nilai keharmonisan antara manusia dan alam, serta pemahaman tentang aspek material dan spiritual. Pembelajaran berbasis pengalaman lokal memperkenalkan generasi muda pada pengetahuan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, tradisi ini mengajarkan nilai sosial seperti solidaritas, peran gender, dan pelestarian kearifan lokal, yang dapat memperkaya pendidikan untuk generasi mendatang.
Copyrights © 2025