Di era digital, aplikasi pengaduan masyarakat menjadi sarana penting dalam meningkatkan komunikasi antara warga dan pemerintah. Aplikasi Wargaku memungkinkan masyarakat menyampaikan keluhan terkait layanan publik, yang menghasilkan data pengaduan bersifat multi-label. Oleh karena itu, diperlukan metode klasifikasi yang optimal untuk meningkatkan akurasi dalam pengelolaan pengaduan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tiga metode klasifikasi multi-label, yaitu Binary Relevance (BR), Classifier Chains (CC), dan Label Powerset (LP) dengan Random Forest sebagai base classifier. Metode penelitian mengacu pada kerangka CRISP-DM, yang mencakup pemahaman bisnis, pengolahan data, pemodelan, dan evaluasi. Eksperimen dilakukan dengan skenario pembagian data 80:20, 70:30, dan 60:40, serta preprocessing yang mencakup pembersihan teks dan normalisasi. Evaluasi model menggunakan F1 Score untuk mengukur kinerja klasifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Binary Relevance memiliki performa paling stabil di berbagai skenario. Pada skenario 70:30, metode ini mencapai skor F1 tertinggi sebesar 0,76, diikuti oleh Classifier Chains (0,75) dan Label Powerset (0,74). Pada skenario 80:20, Label Powerset unggul dengan skor 0,75, sedangkan Binary Relevance dan Classifier Chains memperoleh 0,75 dan 0,73. Sementara itu, pada skenario 60:40, Binary Relevance kembali unggul dengan skor 0,74, diikuti Label Powerset (0,74) dan Classifier Chains (0,73). Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam performa metode, namun Binary Relevance dengan Random Forest cenderung lebih stabil di berbagai skenario. Hasil ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas klasifikasi pengaduan masyarakat, sehingga mendukung layanan publik yang lebih responsif dan efisien.
Copyrights © 2025