Skrining skoliosis idiopatik pada usia anak-anak penting dilakukan untuk deteksi dini skoliosis, pencegahan deformitas dan upaya peningkatan perkembangan anak. Minimnya deteksi dini skoliosis pada sekolah dasar menjadi salah satu penyebab abnormalitas kurva tulang belakang pada masa pertumbuhan anak-anak. Skrining skoliosis idiopatik pada usia anak-anak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya deformitas dan salah satu upaya dalam meningkatkan perkembangan anak dengan baik. Kegiatan ini dilakukan di SDN 1 Dukuh Kupang Surabaya dengan melibatkan 49 siswa/siswi kelas 5 dan 6, yang bertujuan untuk mengetahui hasil skrining skoliosis pada usia sekolah dasar, serta menggunakan metode uji Adam’s Forwad Bend Test dengan skoliometer. Pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan skoliometer sebagai media ukur yang berdasar pada angle of the trunk (ATR) pada beberapa posisi (sudut 45˚, 60˚, dan 90˚). Hasil pengukuran ATR dapat diinterpretasikan dengan ATR 0˚ - 3˚ (normal), ATR 4˚ - 6˚ (intermediate) dan ATR ≥7˚ (berpotensi tinggi skoliosis). Pada pengabdian ini didapatkan 49 siswa/siswi dengan distribusi jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 siswa dan perempuan sebanyak 24 siswi. hasil pengabdian ini menemukan 46 siswa/siswi dalam kondisi sudut tulang belakang normal (0˚ - 3˚), 3 siswa/siswi dengan sudut kurva tulang belakang intermediate (4˚ - 6˚) dan tidak ditemukan siswa/siswi yang memiliki risiko tinggi skoliosis dengan sudut kurva tulang belakang ≥7˚. Dengan kesimpulan bahwa siswa/siswi pada kelas 5 dan 6 SDN Dukuh Kupang 1 Surabaya tidak berpotensi mengalami skoliosis. Kegiatan ini dapat memberikan dampak positif lainnya, seperti tindakan preventif lebih dini serta menjadi salah satu agenda rutin tim pengabdian dalam upaya meningkatkan deteksi dini skoliosisi idopatik di Surabaya.
Copyrights © 2025