Tingginya permintaan terhadap lahan terjadi pada salah satu Kelurahan di Kota Jakarta Timur, yaitu Kelurahan Cipinang Melayu yang memiliki luas wilayah sekitar 2,53 km2 (253 Ha). Pembangunan di Kelurahan Cipinang Melayu terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan menyebabkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana kota. Pemenuhan akan kebutuhan ini seringkali menggeser keberadaan sempadan sungai yang sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis sehingga banyak ditemui indikasi pelanggaran Sempadan Sungai (PS) di Kelurahan Cipinang Melayu.Studi ini bertujuan untuk mengetahui ketidaksesuaian pemanfaatan ruang sempadan sungai di Kali Sunter, Kelurahan Cipinang Melayu. Melalui penelitian ini juga diharapkan akan menghasilkan rekomendasi solusi untuk mengatasi dampak yang muncul. Penelitian ini memanfaatkan Metode Analisis Deskriptif dan Analisis SWOT dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan penulis, faktor terjadinya indikasi pelanggaran Sempadan Sungai (PS) yaitu tuntutan akan tingginya kebutuhan lahan, serta lahan terbangun telah berdiri sebelum RDTR berlaku. Indikasi pelanggaran Sempadan Sungai di Kelurahan Cipinang Melayu telah memberikan dampak seperti terjadinya bencana banjir yang di sebabkan oleh masyarakat itu sendiri seperti peningkatan timbulnya sampah dan banyak tertutup dengan aspal ataupun pembetonan sehingga air tidak dapat meresap kedalam lapisan tanah.. Strategi yang didapatkan melalui metode analisis SWOT yaitu Memanfaatkan peraturan yang berlaku guna mempertegas sanksi, merevisi kembali peraturan daerah terkait penataan Sempadan Sungai (PS) di Kelurahan Cipinang Melayu, melakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait fungsi dan manfaat Sempadan Sungai (PS), serta segera mengembalikan aspek fungsi Sempadan Sungai (PS) di Kelurahan Cipinang Melayu sebagai resapan air sehingga dapat mengurangi banjir.
Copyrights © 2023