Jumlah penduduk Indonesia yang selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan lahan turut meningkat, sehingga berpotensi terjadinya alih fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian akan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan dan mengakibatkan terjadinya lahan kritis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merehabilitasi lahan kritis adalah dengan melakukan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL). Salah satu hasil dari RHL yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat adalah Hutan Organik Megamendung. Keberadaan hutan organik memberikan banyak manfaat, di antaranya sebagai tempat penyerapan karbon, daerah resapan air, hingga sumber keanekaragaman hayati. Berdasarkan hal tersebut tujuan dari penelitian ini, yaitu mengestimasi nilai guna ekonomi dari Hutan Organik Megamendung; mengestimasi nilai non-guna ekonomi dari Hutan Organik Megamendung; dan merumuskan alternatif strategi pengelolaan Hutan Organik Megamendung yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan harga pasar, benefit transfer, dan PROMETHEE. Hasil penelitian menunjukkan nilai guna Hutan Organik Megamendung sebesar Rp1.589.532.870 per tahun; nilai non-guna Hutan Organik Megamendung sebesar Rp8.845.125 per tahun; dan alternatif pengelolaan yang dapat diprioritaskan adalah pengoptimalisasian lahan dengan sistem agroforestri.
Copyrights © 2025