Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Potensi Pembayaran Jasa Lingkungan Hutan Mangrove di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Sukarmin Idrus; Ahyar Ismail; Meti Ekayani
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 21 No. 3 (2016): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (839.457 KB) | DOI: 10.18343/jipi.21.3.195

Abstract

Payment for environmental services (PES) to mangrove forest is judged appropriate for applied in Jailolo Sub-district of West Halmahera District as a protection of mangrove ecosystems. This is due to the high utilization of mangrove environment services. If not managed properly can potentially threaten the preservation of mangrove forests. Benefits that have been perceived by the public such as a water source, pond, travel, as well as the protection of coastal areas. These benefits must be preserved for the future availability of environmental services namely through the payment of the services already provided the commonly named as payment for environmental services (PES). PES is also very supported by West Halmahera District Regulation No. 4 of 2012 year and constitution No. 32 of 2009 year about the protection and environmental management. Basically, PES is a scheme that aims to restore and protect the availability of goods and environmental services sustainable. Therefore, PES initiation for mangrove forest economy preservation in Jailolo Sub-district needs to be studied. This research aims to: 1) Identify environmental services of mangrove forest ecosystems that are potential for PES; 2) Examines the perceptions of the public service providers (providers) towards the implementation of the plan; and 3) How much willingness to accept (WTA) community as a providers of environmental services (providers) if PES is applied. The research results showed that the service potentially initiated PES are sea-water intrusion regulating service and the cultural service of mangrove tourism. For perception and public participation, environmental service providers about the mangrove environment services were judged to be sufficient for determining PES plan assignment, where communities want to participate if the maintenance costs were IDR3.350,00/trees/year
MANFAAT EKONOMI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN PANTAI LOMBANG KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR Norita Vibriyanto; Ahyar Ismail; Meti Ekayani
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 2 No 2 (2015): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Lombang memiliki manfaat ekonomi dan manfaat ekologi. Manfaat ekonomi berupa Penerimaan Asli Daerah (PAD) dari retribusi yang dipungut sedangkan manfaat ekologi merupakan manfaat yang diperoleh dari keberadaan cemara udang yang ada di sepanjang bibir pantai yaitu berupa wind break dan mencegah terjadinya tsunami. Peningkatan jumlah pengunjung wisata pantai Lombang setiap tahunnya berdampak positif terhadap perekonomian yaitu peningkatan PAD. Namun, peningkatan kunjungan yang tidak terkendali dapat merugikan lingkungan wisata pantai, yaitu berupa rusaknya ekosistem cemara udang di pantai Lombang. Apabila ekosistem pantai rusak maka keindahan pantai akan berkurang dan dapat menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan berkurang. Dalam kondisi ini akan terjadi trade off antara kepentingan ekonomi dan ekologi. Oleh karena itu penelitian terhadap manfaat ekonomi dan dukung kawasan (DDK) Pantai Lombang perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan wisata dapat berjalan tanpa mengabaikan kelestarian cemara udang dan memberikan manfaat ekonomi.  Manfaat ekonomi yang tinggi menunjukkan Pantai Lombang sebagai wisata alam memiliki jasa lingkungan yang sangat penting bagi ekonomi masyarakat. Sumberdaya alam dan keindahan Pantai Lombang harus dijaga untuk keberlangsungan wisata alam, karena tanpa keindahan dan konservasi lingkungan tidak akan ada aktivitas wisata, dan itu berarti tidak ada manfaat ekonomi bagi masyarakat.
ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN DAS CITARUM DAN LIMBAH INDUSTRI Juju Junengsih; Eka Intan Kumala Putri; Ahyar Ismail
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 4 No 2 (2017): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungai Citarum adalah salah sungai terbesar di Jawa Barat dengan panjang sekitar 300 km. Salah satu potensi DAS Citarum adalah sebagai sumber air baku, irigasi pertanian dan pembangkit listrik tenaga air di tiga waduk besar (waduk Jatiluhur, Saguling dan Cirata). Kondisi Citarum saat ini masuk kategori tercemar berat, salah satu sumber pencemar berasal dari limbah industri. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Utama, Melong dan Leuwigajah. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran para pihak dalam pengelolaan DAS Citarum. Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner yang dipilih secara sengaja (purposive sampling). Penelitian ini menggunakan analisis analisis Stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sejumlah pihak yang berkepentingan dan berpengaruh besar dalam keberhasilan pengelolaan DAS. Besarnya pengaruh dan kepentingan para pihak tergantung pada tugas pokok dan fungsinya. Tugas pokok dan fungsi menentukan besarnya pengaruh dan kepentingan institusi. Koordinasi diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih, duplikasi, dan tercapainya tujuan.
MERUMUSKAN KEBIJAKAN DALAM MENGATASI KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS TAMBANG NIKEL DI KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN La Maga; Ahyar Ismail; A. Faroby Falatehan Falatehan
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 4 No 2 (2017): Agustus
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan lingkungan merupakan hal yang sering dihadapi bagi masyarakat utamanya di sekitar lokasi tambang dan menimbulkan kerugian secara ekonomi bagi petani padi sawah disekitar lokasi tambang. Upaya untuk mengatasi kerusakan tersebut dibutuhkan suatu kebijakan yang dapat mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif kebijakan yang dapat diterapkan dalam mengatasi kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang nikel yang dikelola oleh PT. X di Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchi Proces (AHP). Terdiri atas tiga hirarki yaitu sumber kerusakan, pelaku kerusakan, kendala dan alternatif kebijakan. Menggunakan empat alternatif kebijakan berupa pajak lingkungan, penyediaan lokasi pembuangan limbah, membatasi izin usaha pertambangan dan reklamasi. Berdasarkan hasil analisis, sumber kerusakan lingkungan adalah konversi lahan dan limbah tambang dengan bobot mencapai 0,402. Pelaku kedua sumber kerusakan tersebut adalah pihak perusahaan tambang nikel dengan bobot masing-masing sebesar 0,547 (konversi lahan) dan 0,640 (limbah tambang). Kendala yang dihadapi dalam mengatasi kerusakan lingkungan yaitu kurangnya sistem pengawasan dan alternatif kebijakan yang dapat diterapkan adalah reklamasi.
PERSEPSI DAN PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN KAWASAN WISATA DARAJAT KABUPATEN GARUT Gerry Al Hasyir; Aceng Hidayat; Ahyar Ismail
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 6, No 1 (2020): April 2020 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.10358/jk.v6i1.663

Abstract

Pengelolaan Kawasan Wisata Darajat telah memberikan dampak positif maupun dampak negatif bagi masyarakat. Hingga saat ini pengelolaan yang diimplementasikan oleh para stakeholder masih menyisakan permasalahan yang mengancam keberlanjutan kawasan wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi dan peran stakeholder dalam pengelolaan Kawasan Wisata Darajat. Analisis Persepsi dan Analisis Stakeholder digunakan untuk menjelaskan persepsi serta peran stakeholder. Hasil penelitian menunjukan persepsi stakeholder mengenai keberlanjutan Kawasan Wisata Darajat berada dalam kondisi kurang berkelanjutan dan masih terdapat stakeholder yang belum berada dalam posisi yang tepat, sehingga perlu meningkatkan peran dan kapasitasnya.
DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP EKONOMI RUMAH TANGGA PETANI PADI (STUDI KASUS KECAMATAN KERTAJATI KABUPATEN MAJALENGKA JAWA BARAT) Yayat Hidayat; Ahyar Ismail; Meti Ekayani
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 20, No 2 (2017): Juli 2017
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v20n2.2017.p171-182

Abstract

Konversi lahan pertanian yang terjadi di Kecamatan Kertajati merupakan implikasi dari proses pembangunan yang dihasilkan oleh kebijakan pemerintah. Konversi lahan pertanian tersebut dapat menimbulkan dampak negatif berupa kerugian sosial dan ekonomi bagi rumah tangga petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengestimasi dampak sosial ekonomi rumah tangga petani dan 2) menganalisis alternatif kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif bagi petani. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada responden. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis hilangnya kesempatan kerja petani, analisis hilangnya produksi padi, analisis pendapatan, Loss of Earnings (LoE) dan metode TOPSIS dengan sofware sanna. Hasilnya adalah nilai kerugian ekonomi berupa hilangnya kesempatan kerja pertanian (Rp 12.205.397/ha/tahun), nilai ekonomi produksi padi yang hilang (Rp 59.175.911/ha/tahun), berkurangnya pendapatan usahatani padi (Rp 37.999.535,-/ha/tahun), dan berkurangnya penghasilan total rumah tangga petani (Rp 3.999.223/tahun). Urutan alternatif untuk mengurangi dampak negatif alih fungsi lahan pertanian terhadap rumah tangga petani dengan mempertimbangkan kriteria ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan prioritas pertama adalah tukar guling tanah. Opprtunity job menjadi prioritas kedua dan pelatihan prioritas ketiga.konversi lahan pertanian, ekonomi rumah tangga, petani padi
Penilaian Kerugian Ekonomi Usaha Tani Padi Sawah dan Status Keberlanjutan Pengelolaan Saluran Irigasi Sekunder Vanderwijck di Yogyakarta Miftahul Azis; Aceng Hidayat; Ahyar Ismail
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 18, No 1 (2020): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v18n1.2020.1-24

Abstract

Sustainability is an essential aspect of agricultural development and multidimensional. One of the crucial elements in agricultural development is water supply. Distribution of irrigation water from upstream to downstream experienced various obstacles related to the existence of different interests and management. This research aimed to estimate economic losses of rice farming and analyze sustainability status of Vanderwijck secondary irrigation channels management in Yogyakarta. The economic losses of rice farming were income loss due to a change in environmental function that impacted human livelihood. The status of sustainable water resources use in irrigation channels was analyzed using the ordination technique through the Multidimensional Scaling (MDS) method. Results of this study concluded that in the Vanderwijck irrigation, the estimated potential loss of production in a farmer group who experienced water shortages (with 10.6-hectare acreage) was 106.2 tons per year or equal to the possible production losses of one growing season. This was also equal to the potential loss of farmers’ income by 200.7 million rupiahs per year. The sustainability status of Vanderwijck irrigation channel management based on MDS analysis was spread across the sustainable category for ecological and economic dimensions; and the entirely sustainable category for social, policies, and technical and financial supports. Because of irrigation channels management is at various levels of authority, to have better sustainability management, it is recommended to prioritize managing the key factors that have the lowest status from the five dimensions above. AbstrakKeberlanjutan merupakan aspek penting dalam pembangunan pertanian dan bersifat multidimensi. Salah satu aspek penting dalam pembangunan pertanian adalah ketersediaan air. Distribusi air irigasi dari hulu ke hilir mengalami berbagai hambatan terkait perbedaan kepentingan dan kewenangan pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kerugian ekonomi usaha tani padi dan menganalisis status keberlanjutan pengelolaan saluran Irigasi Sekunder Vanderwijck di Yogyakarta. Kerugian ekonomi usaha tani adalah pendapatan yang hilang karena perubahan fungsi lingkungan yang berdampak terhadap kehidupan manusia. Status keberlanjutan pemanfaatan sumber daya air pada saluran irigasi dianalisis menggunakan teknik ordinasi melalui metode Multidimensional Scalling (MDS). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di daerah Irigasi Vanderwijck, kelompok petani yang mengalami kekurangan air (dengan luas 10,6 hektare) diestimasi mempunyai potensi kerugian produksi sebesar 106,20 ton per tahun atau setara dengan produksi satu musim tanam. Nilai ini juga sama dengan potensi kehilangan penerimaan usaha tani sebesar Rp200,7 juta per tahun. Status keberlanjutan pengelolaan saluran Irigasi Vanderwijck berdasarkan analisis MDS tersebar pada kategori berkelanjutan untuk dimensi ekologi dan ekonomi; dan cukup berkelanjutan untuk dimensi sosial, kebijakan, dan dukungan teknis serta finansial. Karena pengelolaan saluran irigasi didasarkan di berbagai tingkat kewenangan, agar keberlanjutan pengelolaan menjadi lebih baik, disarankan untuk memprioritaskan mengelola faktor kunci dari kelima dimensi tersebut di atas yang mempunyai nilai status paling rendah.
ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG PROGRAM AGROEDUWISATA TAMAN TEKNOLOGI PERTANIS (TTP) CIGOMBONG, KABUPATEN BOGOR Dara Puspita; Ahyar Ismail; Burhanuddin Burhanuddin
Forum Agribisnis Vol 11 No 2 (2021): FA VOL 11 NO 2 SEPTEMBER 2021
Publisher : Magister Science of Agribusiness, Department of Agribusiness, FEM-IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/fagb.11.2.109-121

Abstract

Program agroeduwisata merupakan salah satu program TTP Cigombong yang menjadi sarana untuk penyebaran hasil teknologi dibidang pertanian dan peternakan juga dapat menjadi salah satu unit usaha yang menghasilkan pendapatan. Dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung, pengelola obyek wisata harus mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada sehingga dapat mengetahui prioritas yang harus diperbaiki dan dikembangkan guna meningkatkan kepuasan pengunjung. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan (1) mengukur tingkat kepuasan pengunjung program agroeduwisata TTP Cigombong, (2) mengidentifikasi tingkat kepentingan dan tingkat kinerja program agroeduwisata TTP Cigombong. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September-Oktober tahun 2020 melalui pengisian kuisioner oleh 34 pengunjung program agroeduwisata TTP Cigombong. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian pengunjung program agroeduwisata merasa puas dengan nilai CSI sebesar 78,79 persen. Peningkatan kepuasan pengunjung program agroeduwisata TTP Cigombong dapat dilakukan sesuai matriks IPA yaitu atribut yang menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan adalah atribut keamanan lokasi dan fasilitas penginapan, atribut harus dipertahankan prestasi kinerjanya adalah manfaat agroeduwisata, ketanggapan pemandu, kebersihan dan kenyamanan lokasi, kesopanan dan keramahan pemandu, kemudahan komunikasi untuk penyelenggaraan kegiatan, paket kegiatan agroeduwisata yang ditawarkan, fasilitas penunjang, fasilitas konsumsi serta kerapihan pemandu, sedangkan atribut yang harus dilakukan perbaikan dengan prioritas rendah adalah harga tiket agroeduwisata, promosi, respon terhadap keluhan pengunjung dan kemudahan akses transportasi mencapai lokasi.
Utilization of hazardous waste of black dross aluminum: processing and application-a review Maya Lukita; Zaenal Abidin; Etty Riani; Ahyar Ismail
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2022.092.3265

Abstract

Aluminum black dross is produced by the secondary smelting process of aluminum. Aluminum black dross is classified as hazardous waste because it is reactive with water and produces substances and gases that are harmful to humans and the environment. Generally, aluminum black dross is managed by landfill method, but because it is produced in large amounts every year, the aluminum black dross needs to be utilized to reduce the impact on the environment. Aluminum black dross consists of large amounts of metal oxide and salts. The amount of metal oxide content in aluminum black dross can be used as raw material. This paper review types of processes for utilizing black dross aluminum as raw material in value-added products. aluminum black dross can be used as alumina, adsorbent, zeolite, composites, geopolymers, refractories, and fillers. By utilizing aluminum black dross waste into various products that have economic value, besides being able to protect the environment, it can also reduce environmental resource use.
SOIL NUTRIENT LOSS THROUGH EROSION CAUSES ECONOMIC LOSS IN THE DELI WATERSHED UPSTREAM Nurmala Fitri; Aceng Hidayat; Ahyar Ismail
Jurnal Solum Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.78 KB) | DOI: 10.25077/jsolum.19.1.1-14.2022

Abstract

Soil erosion generally occurs in areas with steep slopes, especially in mountainous regions, such as the upstream of Deli Watershed located in the administrative area of Karo Regency and Deli Serdang Regency, North Sumatra Province, Indonesia. Apart from the biophysical form of the land, this area also tends to have a higher rainfall level than other lower sites. In addition, the condition of the land surface that lacks green vegetation, such as forests, may lead to erosion. The loss of soil particles, in turn, has the potential to eliminate soil nutrients that act as inputs for agricultural production. Therefore, this study aimed to calculate the average erosion upstream of the Deli watershed and estimate the value of the economic loss of soil nutrient loss due to erosion. The Universal Soil Loss Equation (USLE) Method and the Replacement Cost Method were used. The analysis results showed that the average erosion of the Deli Watershed upstream was 583.02 tonnes/ha/year, which is classified as very heavy erosion. At the same time, the economic loss value for replacing soil nutrients was Rp 2,072,636,100 per ha. Hence, it shows the application of Soil and Water Conservation (KTA) is needed to reduce economic losses due to environmental degradation.Key words : erosion, nutrient loss, replacement cost, USLE