Dalam pembangunan suatu gedung kantor menggunakan penerapan cetakan beton atau bekisting. Perancangan sistem bekisting merupakan kewajiban penuh kontraktor agar risiko dalam pekerjaan ini dapat diminimalkan. Awalnya, tahapan pengecoran beton dikerjakan secara konvensional dengan memanfaatkan perangkat dan bahan yang sederhana serta gampang didapatkan. Bekisting konvensional merupakan sistem bekisting yang bagian-bagiannya dirancang dan dirakit di lokasi proyek (in-site). Seiring dengan perkembangan industri konstruksi di Indonesia, penerapan metode yang lebih efisien semakin dibutuhkan oleh para pelaku di bidang ini. Saat ini, bekisting prefabrikasi semakin banyak digunakan dalam proyek-proyek berskala besar dan diproduksi oleh berbagai produsen dengan beragam brand. Bekisting prefabrikasi adalah sistem bekisting dimana bagian-bagiannya diproduksi terlebih dahulu di lokasi fabrikasi dalam jumlah besar, sehingga di lapangan hanya perlu dirakit dan digabungkan. Salah satu jenis bekisting prefabrikasi yang dikaji adalah bekisting semi-sistem (knockdown), yang dirancang agar lebih fleksibel dan mudah dipasang ulang sesuai kebutuhan proyek. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efisiensi biaya antara bekisting konvensional dan bekisting semi-sistem (knockdown) dalam proyek konstruksi berskala besar. Dalam penelitian ini, digunakan metode kuantitatif dengan analisis data sekunder dari dokumen proyek, melibatkan perhitungan estimasi biaya untuk kedua jenis bekisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formwork semi-sistem memiliki keunggulan efisiensi waktu dan biaya, meskipun penggunaannya bergantung pada skala proyek. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan metode formwork perlu disesuaikan dengan kebutuhan proyek untuk mencapai hasil yang optimal.
Copyrights © 2024