Menurunnya aktivitas ginjal yang bersifat progresif dan irreversible disebut dengan gagal ginjal kronis. Hemodialisis merupakan satu dari berbagai contoh terapi pengganti ginjal yang seringkali dipilih oleh pasien dan umumnya prosedur tersebut disertai dengan penambahan obat pendamping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan penggunaan obat pendamping, kualitas hidup pasien, dan hubungan penggunaan obat pendamping terhadap kualitas hidup pasien serta hubungan variabel karakteristik terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian berjenis deskriptif observasional ini dilakukan pada bulan Maret–April 2022 secara cross-sectional, serta pengambilan data secara prospektif melalui kuesioner WHOQOL-BREF dan wawancara. Populasi pada pasien hemodialisis di RSUD M. Yunus Bengkulu sebanyak 73 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 52 pasien yang termasuk ke dalam kriteria inklusi serta terdapat 33 (63,5%) pasien perempuan dan 19 (36,5%) pasien laki-laki dengan usia yang paling dominan, yaitu lansia awal 46–55 tahun sebanyak 18 pasien (34,6%). Berdasarkan obat pendamping pasien yang menjalani hemodialisis, ditemukan bahwa sebagian besar pasien menggunakan kombinasi asam folat, B kompleks, dan CaCO3 (42,3%); kombinasi CaCO3 dan asam folat (38,5%); tidak mengonsumsi obat pendamping (19,2%). Hasil penilaian kualitas hidup menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan kombinasi asam folat, B kompleks dan CaCO3 memiliki kualitas hidup sangat baik; kelompok kombinasi CaCO3 dan asam folat memiliki kualitas hidup baik; sedangkan yang tidak mengonsumsi obat memiliki kualitas hidup cukup. Berdasarkan analisis statistik dari data penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan obat pendamping terhadap kualitas hidup (p=0,000). Faktor karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, komorbid dan lamanya menjalani terapi hemodialisis) memiliki hubungan dengan kualitas hidup pasien.
Copyrights © 2023