Latar belakang: Penyuluhan pertanian memainkan peran krusial dalam meningkatkan kapasitas petani dan mendukung swasembada pangan melalui transfer pengetahuan, pemberdayaan, dan adopsi teknologi. Namun, tantangan seperti keterbatasan tenaga penyuluh kompeten, resistensi terhadap teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai menghambat efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendekatan, metode, dan dampak penyuluhan pertanian terhadap pembangunan pertanian dalam mendukung program swasembada pangan. Metode: Penelitian menggunakan metode literature review kualitatif dengan menganalisis jurnal ilmiah dari Scopus, Web of Science, dan Google Scholar (5 tahun terakhir). Kata kunci seperti "penyuluhan pertanian", "metode penyuluhan pertanian", "pembangunan pertanian", dan "swasembada pangan" digunakan untuk mengumpulkan data. Analisis konten diterapkan untuk mengidentifikasi tema terkait penyuluhan pertanian dengan pendekatan, metode, dan dampaknya dalam mendukung program swasembada pangan. Hasil: Pendekatan partisipatif meningkatkan keterlibatan petani dalam perencanaan dan evaluasi, sementara pendekatan digital mempercepat diseminasi teknologi melalui e-learning dan aplikasi berbasis AI. Kemitraan multipihak mendukung akses finansial dan inovasi. Metode seperti demonstrasi lapangan, sekolah lapang, dan kunjungan penyuluh terbukti meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya, dan kesejahteraan petani. Namun, keberhasilan bergantung pada infrastruktur digital, kompetensi penyuluh, dan relevansi materi dengan kebutuhan. Kesimpulan: Kombinasi pendekatan partisipatif, digital, dan kemitraan efektif mendukung swasembada pangan. Untuk optimalisasi, diperlukan penguatan infrastruktur digital, pelatihan penyuluh, dan evaluasi berkala program. Sinergi antar-pemangku kepentingan dan diversifikasi metode penyuluhan menjadi kunci dalam mendukung program swasembada pangan. Kata kunci: penyuluhan pertanian, Pembangunan pertanian, swasembada pangan
Copyrights © 2025