Kerugian produksi akibat breakdown peralatan kritis menjadi perhatian utama dalam bisnis pembangkitan tenaga listrik karena dapat menurunkan pendapatan. Pada tahun 2023, Total Loss Production di PLTU ADP yang dikelola oleh PT XYZ mencapai 1.010.432,7 MWh, salah satunya disebabkan oleh breakdown pada coal feeder, sehingga target kinerja Equivalen Availability Factor (EAF) hanya tercapai 81,24% dari target 86,74%. Penyebab utama breakdown adalah strategi pemeliharaan yang belum tepat dan efektif. Penelitian ini bertujuan merencanakan preventif maintenance (PM) untuk coal feeder di PLTU ADP menggunakan metode Reliability-Centered Maintenance II (RCM II) dan menganalisis data kegagalan peralatan guna menentukan interval PM yang optimal. Proses penelitian meliputi pengumpulan data, perhitungan kehandalan peralatan dengan reliability block diagram, dan penentuan interval PM berdasarkan kriteria Reliability Function R(t)<60%. Analisis dilakukan dengan Failure Mode Equipment Analysis (FMEA) dan evaluasi Failure Consequences untuk menghasilkan tindakan pemeliharaan yang tepat. Hasil penelitian merekomendasikan strategi PM dengan tindakan Scheduled discard task atau Scheduled restoration task berdasarkan interval optimal, seperti Feeder Belt Assembly (2738,85 jam), Microprocessor Feeder Electronics (3312,1 jam), dan Cleanout Conveyor(8601,56 jam). Implementasi PM prioritas pada komponen dengan kehandalan <60% (Inlet Outlet Valve, Cleanout Conveyor, Microprocessor Feeder Electronics, dan Protection Device) dapat meningkatkan kehandalan coal feeder dari 11,21% menjadi 74,19%, mencegah kegagalan peralatan, dan mengurangi kerugian produksi.
Copyrights © 2025