Thrifting pada mulanya dilandasi karena alasan ekonomi dan konsumsi yang bertujuan untuk keberlanjutan tetapi pada perjalanannya globalisasi dan perkembangan zaman membuat keadaan sosial budaya mengalami perubahan. Kegiatan berbelanja barang bekas yang kerap dilakukan oleh masyarakat golongan kelas bawah, kini sudah berubah bahkan menjadi gaya hidup yang bahkan dapat mencerminkan golongan kelas atas. Topik kajian dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana masyarakat kelas atas merepresentasikan gaya hidup nya melalui thrifting terutama konsumen Jombang Thrift Style. Penelitian ini difokuskan kepada masyarakat kelas atas konsumen Jombang Thrift Style dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive, kemudian dikaji menggunakan teori masyarakat konsumsi yang dikemukakan oleh Jean Paul Budrillard. Informan dalam penelitian ini terdiri dari anggota komunitas Jombang Thrift Style dan masyarakat kelas atas konsumen Jombang Thrift Style. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa komunitas Jombang Thrift Style berperan dalam perkembangan thrifting di Kabupaten Jombang. Hadirnya komunitas Jombang Thrift Style juga mampu menghadirkan gaya hidup baru bagi masyarakat kelas atas. Representasi thrifting pada masyarakat kelas atas adalah sebagai berikut: bentuk thrifting dalam simulasi dan simulakra; thrifting menjadi bentuk hyperreality; thrifting mengakibatkan desublimasi simbolis. Motif utama masyarakat kelas atas konsumen Jombang Thrift Style melakukan thrifting adalah sebagai bentuk representasi eksklusifitas golongannya.
Copyrights © 2024