Latar Belakang: Strategi komunikasi krisis menjadi elemen penting dalam menangani wabah penyakit menular, seperti cacar air di sekolah untuk menjaga stabilitas operasional dan meredam kekhawatiran pemangku kepentingan. Terdapat beberapa penelitian yang membahas komunikasi krisis dalam konteks pendidikan, namun penelitian yang secara spesifik menganalisis strategi komunikasi krisis terkait wabah cacar air di sekolah dengan pendekatan Situational Crisis Communication Theory (SCCT) masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi strategi komunikasi krisis yang diterapkan oleh SMPN 8 Tangerang Selatan selama wabah cacar air. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi komunikasi krisis yang diterapkan oleh SMPN 8 Tangerang Selatan selama wabah cacar air dan menganalisis kendala dalam komunikasi krisis serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan manajemen komunikasi krisis di lingkungan sekolah pada masa depan. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, analisis dokumen, dan observasi langsung. Hasil: Penelitian menemukan bahwa strategi komunikasi sekolah berfokus pada transparansi, kecepatan, dan inklusivitas. Penggunaan saluran komunikasi digital, seperti grup WhatsApp, efektif untuk sebagian besar pemangku kepentingan, tetapi masih menghadapi kendala akses teknologi pada sebagian orang tua. Kolaborasi dengan puskesmas setempat terbukti meningkatkan kredibilitas informasi dan mendukung implementasi kebijakan kesehatan. Namun, kurangnya edukasi preventif sebelum wabah menyoroti kebutuhan akan program literasi kesehatan yang berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024